Malala Mendapat Penghargaan Shakarov dari Parlemen Eropa
MOSCOW, SATUHARAPAN.COM - Seorang aktivis remaja asal Pakistan, Malala Yousafzai kembali memperoleh penghargaan. Kali ini berupa penghargaan hak asasi manusia bergengsi dari Perlemen Eropa, dan diberikan pada Kamis (10/10).
Malala yang selamat dari penembakan oleh kelompok Taliban dengan luka parah di kepalanya, mengalahkan mantan intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden yang membocorkan spionase negara itu, dan trio pembangkang asal Belarusia.
Malala Yousafzai (16 tahun) mendapat Hadiah Sakharov ke-25 untuk kebebasan berpikir dan kampanyenya untuk memajukan pendidikan bagi perempuan di Pakistan. Demikian pernyataan pers Parlemen Eropa.
Tahun lalu, Yousafzai ditembak di bagian wajah oleh kelompok Taliba, sebuah gerakan Islam radikal yang menentang pendidikan bagi perempuan, namun dia selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan di sebuah bus sekolah.
Snowden (30 tahun) adalah mantan karyawan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang membocorkan informasi tentang program pengawasan pemerintah AS juga dinominasikan. Snowden melarikan diri dari Amerika Serikat pada musim panas ini dan tinggal di Rusia di manad ia diberi suaka sementara.
Nominator penghargaan ini termasuk Ales Bialatski, Eduard Lobau dan Mykola Statkevich, aktivis oposisi yang dipenjara atas peran mereka di tahun 2010 dalam protes dipicu oleh pemilihan presiden di Belarus dimenangkan oleh Alexander Lukashenko yang dituduh melakukan penipuan.
Daftar panjang untuk hadiah tersebut juga termasuk Mikhail Khodorkovsky, seorang taipan Rusia yang dipenjara sejak tahun 2005 atas tuduhan kejahatan ekonomi yang ia sebut retribusi karena kritikannya terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Nominator Nobel Perdamaian
Upacara penghargaan akan berlangsung di Strasbourg pada 20 November mendatang. Hadiah yang akan diterima Malala berupa cek senilai 50.000 euro (atau setara Rp 777 juta)
Penghargaan Sakharov untuk Kebebasan Berpikir dinamai dari tokoh Andrei Sakharov, seorang ilmuwan Uni Soviet terkemuka yang beralih menjadi pembangkang yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1975.
Malala Yousafzai juga disebut-sebut masuk dalam nominasi untuk Hadia Nobel Perdamaian tahun ini, di mana pemenangnya akan diumumkan hari Jumat (11/10) besok. (ria.ru)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...