Malala Yousafzai: Pendidikan Adalah Senjata Paling Ampuh
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – "Di sini saya berdiri, hanya satu gadis di antara banyak gadis. Saya berbicara sehingga mereka yang tanpa suara dapat didengarkan," kata Malala Yousafzai kepada semua yang hadir di ruang sidang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Jumat (12/7) waktu setempat.
“Setiap orang memiliki hak untuk hidup dalam perdamaian dan harus diperlakukan dengan hormat," katanya menambahkan.
Malala Yousufzai, seorang gadis Pakistan yang menarik perhatian dunia yang memberi perhatian pada pendidikan dan hak perempuan. Dia tampil setelah ditembak di bagian kepala oleh Taliban pada sebuah bus, karena perjuangannya untuk mendukung hak pendidikan bagi anak perempuan.
Dia mengatakan di PBB bahwa saat ini dia memiliki kekuatan dan keberanian untuk melanjutkan kampanyenya meskipun melalui penderitaan yang dialaminya.
Gadis remaja ini begitu mendapat perhatian dan dihormati di markas PBB di New York, karena keberaniannya menjadi simbol bagi perjuangan untuk pendidikan bagi semua. Dia berpidato di Majelis Pemuda PBB untuk menganjurkan pendidikan global.
Di mimbar itu dia mengatakan bahwa dia telah mengampuni si penyerang, tapi apa yang terjadi pada hidupnya tidak akan menghentikannya untuk berkampanyenya mempromosikan pendidikan bagi semua. Dan dia masih ingat hari ketika ditembak di bus sekolah pada 9 Oktober 2012 oleh kelompok Taliban.
"Mereka menembak teman-teman saya juga. Mereka mengira bahwa peluru akan membungkam kami, tetapi mereka gagal, dan setelah keheningan yang datang adalah ribuan suara," katanya dalam pidato itu.
"Para teroris mengira bahwa mereka akan mengubah tujuan saya dan menghentikan ambisi saya. Tapi tidak ada yang berubah dalam hidup saya kecuali ini: kelemahan, ketakutan dan keputusasaan telah mati. Keteguhan, kekuatan dan keberanian telah lahir,” katanya.
"Saya tidak melawan siapa pun. Demikian juga saya di sini berbicara bukan untuk membalas dendam pribadi terhadap Taliban atau kelompok terorrist lainnya. Saya di sini untuk berbicara bagi hak pendidikan bagi setiap anak," katanya.
Malala mengatakan Taliban dan kelompok ekstrim lainnya melalukan itu karena didorong oleh rasa takut terhadap kesetaraan dan kekuatan pendidikan ketika mereka menyerang para siswa, guru dan sekolah.
Nominasi Penerima Nobel Perdamaian
Para remaja yang hadir di markas PBB bersama mantan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, yang sekarang menjadi utusan khusus PBB untuk pendidikan global. Dalam kesempatan itu, Brown menyampaikan petisi menuntut pendidikan untuk semua.
Yousufzai telah menjadi seorang tokoh internasional sebagai simbol perlawanan terhadap upaya Taliban untuk menolak hak-hak perempuan. Dia juga termasuk dalam nominasi untuk Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.
Yousufzai dibawa ke Inggris dari Lembah Swat Pakistan untuk pengobatan spesialis setelah ia ditembak di kepala dari jarak dekat oleh orang-orang bersenjata pada 9 Oktober lalu.
Dia meninggalkan sebuah rumah sakit di Birmingham pada bulan Februari setelah dokter melakukan operasi memperbaiki bagian tengkoraknya dengan plat titanium dan memasukkan alat untuk membantu memulihkan pendengaran di telinga kirinya. Dia kini tinggal di Birmingham dan kembali memasuki sekolah.
Senjata Paling Ampuh
Dalam bagian lain pidatornya, Malala mengatakan, "Para ekstremis itu, mereka takut pada buku dan pena. Mereka takut perempuan." Dia menyebutkan bahwa dia berjuang untuk hak-hak perempuan karena mereka adalah orang-orang yang paling menderita.
Dia juga meminta para politisi untuk mengambil tindakan segera untuk memastikan setiap anak memiliki hak untuk pergi ke sekolah.
"Mari kita mengambil buku dan pena kita," Malala menyimpulkan. "Itu adalah senjata kita yang paling ampuh. "Satu anak, satu guru, satu pena dan satu buku bisa mengubah dunia. Pendidikan adalah satu-satunya solusi. Pendidikan yang pertama."
Pahlawan Kita
Dalam pertemuan itu, mantan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, membuka sesi. Dia mengatakan bahwa para pemuda yang berkumpul adalah "negara adidaya baru" di dunia. Dia mengajak mereka untuk membantu mengatasi hambatan dalam mengakses pendidikan.
"Anda tidak bisa mengatakan tentang apa pun selain keadaan darurat pendidikan yang kita butuhkan untuk memecahkan masalah," kata Brown.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon memanggil Malala dengan sebutan "pahlawan kita" dan "juara kita". Dia berkata, "Dia mengajak kita untuk menepati janji kita, berinvestasi pada orang muda dan menempatkan pendidikan sebagai yang pertama." (un.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...