Malaysia Berjanji akan Rilis Data Kotak Hitam MH370
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Semua data yang akhirnya diambil dari “kotak hitam” pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang akan dirilis secara terbuka, seperti dijanjikan menteri perhubungan Malaysia pada Selasa (15/4), saat pihak pemerintahannya tengah menghadapi maraknya kritikan atas transparansi dalam penyelidikannya.
“Ini adalah tentang menemukan kebenaran. Dan saat kami… menemukan kebenaran tersebut, pastinya kami akan mengungkap apa yang ada dalam kotak hitam itu,” ucap Hishammuddin Hussein kepada wartawan.
“Jadi tidak ada keraguan bahwa fakta tidak akan dirilis.”
Pemerintah Malaysia bersikap bungkam mengenai kelanjutan penyelidikan atas hilangnya pesawat MH370, menambah kemarahan dan kekesalan para kerabat dari 239 penumpang MH370.
Pesawat MH370 hilang pada 8 Maret saat bertolak dari Kuala Lumpur ke Beijing dan saat ini diyakini jatuh di Samudra Hindia, di mana upaya pencarian yang dipimpin Australia sedang berlangsung untuk menemukan data penerbangan dan rekaman suara kokpitnya.
Pemerintah Malaysia mendapat kecaman karena respons awal yang tampaknya kacau, sedangkan kelangkaan informasi resmi atas hilangnya MH370 memicu keraguan atas keterbukaan penyelidikannya.
Hishammuddin pada akhir pekan lalu mengatakan bahwa jaksa agung Malaysia dikirim ke luar negeri guna berunding dengan International Civil Aviation Organization (ICAO) dan menentukan negara mana yang akan mendapatkan hak kepengurusan kotak hitam pesawat tersebut, jika benda tersebut ditemukan.
Namun dia menepis pentingnya masalah hak kepengurusan tersebut pada Selasa.
“Saya pikir tidak penting siapa yang mendapatkan hak kepengurusan sejauh yang saya ketahui,” katanya kepada wartawan.
Bluefin-21
Sementara penyelaman pertama sebuah kapal selam mini untuk mencari jet MH370 Malaysia tidak mendeteksi apa pun, dengan misi dibatalkan setelah melanggar tingkat kedalaman maksimum mesin, ujar Angkatan Laut AS pada Selasa.
Autonomous Underwater Vehicle (AUV) Bluefin-21 tak berawak masih utuh dan akan menggunakan sonar kedua di Samudra Hindia pada siang hari, tergantung pada cuaca.
“Untuk menjelaskan inkonsistensi dengan dasar laut, profil pencarian tersebut disesuaikan untuk memperpanjang pencarian sonar selama mungkin,” kata pernyataan AS.
“Bluefin-21 tidak bisa menyelesaikan misi pencarian pertamanya setelah enam jam, karena melanggar kedalamam maksimum operasi.”
Kendaraan tersebut masih tetap utuh dan data diunduh selama enam jam.
“Data tersebut dianalisis dan tidak ada objek menarik yang ditemukan,” menurut pernyataan tersebut.
“Kendaraan masih bagus dan dalam kondisi bekerja.”
Angkatan laut memperkirakan pihaknya akan menggunakan AUV selama enam pekan hingga dua bulan untuk memindai seluruh area pencarian.
Kapal selam tersebut dilengkapi dengan sonar yang dikerahkan Senin malam dari kapal Ocean Shield Australia, pelopor pencari Boeing 777 yang hilang pada 8 Maret bersama 239 penumpangnya.
“AUV diprogram untuk terbang pada ketinggian 30 meter di atas dasar laut, namun ketika kendaraan mencapai kedalaman operasi maksimum 4.500 meter, fitur keamanan yang terpasang di dalamnya mengembalikannya ke permukaan,” kata angkatan laut.
Joint Agency Coordination Centre Australia mengatakan AUV sedianya akan menghabiskan waktu 16 jam untuk mengumpulkan data. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...