Malaysia Diperingatkan Kemungkinan Serangan ISIS di Waktu Dekat
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Pihak berwenang di ibu kota Kuala Lumpur, Malaysia memiliki informasi yang terpercaya tentang serangan teroris yang direncanakan di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya dukungan bagi Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di kalangan ekstremis Muslim di seluruh Asia Tenggara.
Melalui situs smartraveller.gov.au Pemerintah Australia mengumumkan peringatan penting akan serangan di wilayah jalan Alor di Kuala Lumpur, hari Kamis (24/9). Hal itu tidak biasa untuk sebuah laporan khusus Australia.
Sementara itu Amerika Serikat mengeluarkan peringatan yang sama, mengatakan organisasi teroris memiliki rencana penyerangan bertepatan dengan tanggal penting dalam kalender.
Polisi Malaysia telah siaga tinggi menyusul penangkapan 10 tersangka militan di beberapa tempat penggerebegan di seluruh negeri pada bulan lalu, termasuk seorang pembantu perwira polisi bersenjata yang melakukan pemeriksaan keamanan di bandara internasional Kuala Lumpur.
Kepala Polisi Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar, mengatakan para tersangka diyakini merencanakan serangan di negeri Malaysia dan mengumpulkan dana untuk membantu anggota ISIS yang ingin melakukan perjalanan ke Suriah.
Lima dari mereka yang ditangkap adalah anggota militer. Delapan pria dan dua wanita sedang diperiksa oleh divisi anti-terorisme Malaysia di enam lokasi. Salah satunya adalah guru TK.
Awal tahun ini pemerintah Malaysia menerbitkan hukum yang memungkinkan tersangka teroris ditahan hingga dua tahun tanpa pengadilan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Saud Usman Nasution, memperingatkan pekan lalu bahwa ISIS telah berkolaborasi dengan penyelundup manusia untuk membawa militan dari Malaysia ke kamp-kamp pelatihan rahasia di wilayah Poso, Sulawesi Tengah.
"Jadi kita perlu tetap waspada, lebih karena ada informasi bahwa di Malaysia, ada ribuan, bahkan banyak pejuang teroris akan dikerahkan - kita tidak tahu untuk di mana - di bawah jaringan mereka," katanya kepada ABC.
Ratusan pejuang Negara Islam dari negara-negara Asia Tenggara diketahui telah membentuk sebuah unit yang disebut Katibah Nusantara atau Satuan Tempur Kepulauan Melayu.
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, memperingatkan baru-baru ini bahwa di Asia Tenggara telah muncul sebagai "pusat kunci rekrutmen " untuk ISIS. Lee menyebutkan ada komplotan teroris di Malaysia dan penyokong penjaminan oleh kelompok-kelompok radikal lokal untuk ISIS.
"Hal ini tidak terlalu mengada-ada bahwa ISIS (Negara Islam) bisa membangun basis di suatu tempat di wilayah tersebut, di wilayah geografis di bawah kontrol fisik seperti Suriah atau Irak ... yang akan menjadi ancaman serius bagi seluruh wilayah. Ancaman tidak lagi di sana, tetapi di sini," katanya.
Presiden Indonesia, Joko Widodo, juga mengatakan bahwa ISIS adalah kekhawatiran terbesar internasional di Indonesia dan bahwa masalah itu muncul dalam setiap diskusi dia dengan para pemimpin nasional.
Polisi Malaysia telah menahan delapan orang, termasuk empat orang diyakini etnis Uighur dari Tiongkok barat, sehubungan dengan pemboman bulan lalu di sebuah kuil di Bangkok. Mereka diyakini telah membantu tersangka pelaku pemboman meninggalkan Thailand.
Situs smartraveller.gov.au juga memperingatkan warganya agar menghindari perjalanan ke wilayah pesisir Sabah timur di Pulau Kalimantan, di mana dikatakan ada ancaman tinggi penculikan oleh ekstremis yang berbasis di Filipina selatan.
Seorang manajer Norwegia dari resor mewah, dua orang Kanada dan seorang Filipina diculik awal pekan ini di pulau resor, Samal, di Filipina selatan. Para pelaku diyakini merupakan kelompok penculikan untuk meminta uang tebusan. (smh.com.au)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...