Tiongkok Selenggarakan Festival Film Tingkatkan Kesadaran Perempuan
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Tiongkok menyelenggarakan festival film yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perempuan di tengah masyarakat melalui film. Ada kebutuhan mendesak, menurut penyelenggara, bahwa saat ini Tiongkok tidak memiliki kesadaran dan diskusi publik tentang bagaimana hidup dan perjuangan perempuan.
“Banyak sutradara film perempuan asal Tiongkok yang hidup dalam masyarakat paternalistik dan menjadi tidak sensitif terhadap isu-isu perempuan,” kata ketua festival, Li Dan seperti diberitakan channelnewsasia.com, hari Jumat (25/9).
"Kami membawa film asing dengan tema feminis tapi setelah sutradara film perempuan Tiongkok mengawasi mereka, mereka hanya memikirkan kekayaan dan kesenjangan sosial. Mereka tidak akan melihat hal-hal dari perspektif gender,” kata dia.
Terlepas dari meningkatnya kesadaran tentang hak-hak perempuan dan diskusi tentang berbagai isu yang berkaitan dengan ketidaksetaraan gender, festival ini juga berharap untuk mendorong dialog yang lebih terbuka tentang isu-isu ini di Tiongkok dan di luar.
"Lotus" adalah salah satu film yang dipamerkan di festival tahun ini. Film tersebut menggambarkan kehidupan dan perjuangan seorang guru seni berusaha untuk memenuhi mimpinya di Beijing.
Tapi dengan satu kekecewaan dalam menghadapi kenyataan pahit, Xiao Dia, atau Lotus, didorong ke titik di mana dia harus memilih antara prinsip-prinsip dan kenyamanan materi nya.
"Ini adalah masyarakat yang didominasi laki-laki di mana hampir semua sumber daya dan kekuasaan berada di tangan orang-orang," kata sutdarada film Lotus, Liu Shin.
"Banyak film mencerminkan sudut pandang dan perspektif laki-laki, serta isu-isu bahwa pria adalah sosok yang layak dikagumi dan sangat sempurna. Saat ini terlalu sedikit pembuat film perempuan yang dapat menawarkan pandangan dan sikap mereka tentang bagaimana mereka memandang masyarakat,” kata Liu Shin.
Liu Shin memiliki keinginan untuk berkembang dan mengembangkan pemahaman masyarakat dalam hal feminisme.
“Pada Maret tahun ini, lima aktivis perempuan ditangkap. Hal Ini meninggalkan kesan negatif pada pemahaman aktivis perempuan Tiongkok,” kata dia.
Festival ini juga menghadirkan film dari Swedia, Polandia, Austria, Kroasia, Spanyol dan Jepang. Setelah festival film berakhir menjalankan nya di ibukota, itu akan tur enam kota Tiongkok lainnya termasuk Chengdu dan Guangzhou. (channelnewsasia.com)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...