Malaysia: Pencarian MH370 Akan Sangat Mahal
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Malaysia memperingatkan bahwa upaya mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang diduga berada di dasar Samudera Hindia yang dalam akan membutuhkan biaya besar dan memerlukan penilaian serius oleh pihak berwenang.
"Ketika kita melihat upaya menemukan (reruntuhan) pada kedalaman 4,5 kilometer, tidak ada militer di luar sana yang memiliki kapasitas untuk melakukannya," kata Menteri Transportasi dan Pertahanan, Hishammuddin Hussein, kepada wartawan di Kuala Lumpur, hari Kamis (17/4).
"Kami harus mencari kontraktor, dan (perlu) biaya yang sangat besar,” kata dia. Pesawat MH370 hilang pada 8 Maret dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing, Tiongkok. Sebagian besar penumpang adalah warga negara Tiongkok.
Informasi tentang hilangnya pesawat itu simpang siur dan terakhir disebutkan kemungkinan jatuh di Samudera Hindia bagian selatan. Berbagai informasi menyebutkan pesawat yang dalam penerbangan membawa penumpang dan awak sebanyak 239 orang berada di dasar samudera yang dalam.
Pencarian di lautan yang luas jauh di barat daya Australia itu dilakukan dalam dua pekan terakhir setelah terdeteksi sinyal yang diyakini dari perekam data penerbangan pesawat Malaysia Airlines itu.
Namun transmisi dari kotak hitam pesawat sudah mati sebelum mereka dapat menemukan lokasinya. Hal itu meningkatkan kekhawatiran tentang upaya pencarian menjadi sangat mahal, dan meliputi perairan yang luas dan dasar samudera pada kedalaman ekstrim.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, yang memimpin pencarian antar negara, sebelumnya memperingatkan dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Kamis bahwa perangkat sonar otonom Angkatan Laut Amerika Serikat akan mulai memindai dasar laut pada hari Senin, dan akan diberikan data satu pekan lagi.
Jika tidak ditemukan, pihak berwenang akan menilai kembali bagaimana upaya berikutnya untuk melanjutkan misi pencarian pesawat, kata Abbott.
Upaya awal dibatalkan ketika diketahui kemungkinan berada pada kedalaman 5,5 kilometer. Hishammuddin juga mengatakan bahwa dia setuju dengan Abbott. “Akan datang suatu ketika kita perlu untuk berkumpul kembali dan mempertimbangkan kembali,” kata dia.
"api dalam hal apapun, pencarian akan selalu terus (dilakukan). Ini hanya masalah pendekatan," kata Hishammuddin, namun tidak menyebutkan apa pendekatan alternatif yang akan diambil.
Kepala tim pencarian dari Australia, Angus Houston, mengatakan awal pekan ini bahwa pihak berwenang sudah melihat metode alternatif yang mungkin, termasuk perangkat bawah laut yang dapat menjangkau dasar laut yang lebih dalam dari kemampuan Bluefin-21. Namun dia juga tidak disebutkan secara spesifik perangkat itu. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...