Ukraina Tembak Militan Pro Rusia Yang Hendak Merebut Pangkalan Militer
KIEV, SATUHARAPAN.COM – Garda National Ukraina, kamis (17/4) pagi menembak mati tiga militan yang didukung Rusia di Mariupol, kota terbesar kedua di Donetsk, wilayah Ukraina Timur. Mereka yang meningga adalah bagian dari kelompok yang mencoba mengambil alih pangkalan militer Ukraina di Mariupol.
Hal itu disampaikan Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov, dalam pernyataan di halaman Facebook-nya.
Massa bersenjata sekitar 300 orang yang didukung Rusia mulai menembak dengan senjata dan melemparkan alat pembakar dan bahan peledak ke arah pasukan Garda Nasional Ukraina yang kemudian melepaskan tembakan peringatan, kata Avakov. Ketika kelompok bersenjata itu menyerang lagi, pasukan Ukraina menembak mereka.
Bersama unit khusus Kementerian Dalam Negeri, pasukan Ukraina membubarkan kelompok itu, dan menangkap 63 orang di antara mereka. Mereka membawa senjata serta perangkat komunikasi telepon selular dari Rusia.
Namun, operasi ini belum berakhir, kata Avakov. Polisi terus mengejar kelompok bersenjata itu. Bersama Dinas Keamanan Ukraina (SBU), polisi mengumpulkan bukti dan mengidentifikasi kelompok perlawanan pro Rusia.
Pada hari Rabu (16/4) SBU menunjukkan lebih banyak bukti keterlibatan Rusia dalam pemberontakan di bagian tenggara Ukraina, di mana gedung-gedung pemerintah dan kantor polisi telah diambil alih, setidaknya di sembilan kota di Donetsk, termasuk gedung SBU di Luhansk.
Namun pihak Rusia membantah keterlibatannya dengan kelompok pemberontakan di selatan dan timur Ukraina.
Pihak SBU mengatakan bahwa petugas intelijen militer Rusia, Igor Strelkov, adalah koordinator di wilayah tersebut. Dia diduga memerintahkan pasukan udara Rusia melakukan subversif bersama perwira intelijen militer di timur Ukraina.
Lebih dari 40 perwira intelijen militer Rusia dan agen Rusia yang terlatih telah ditangkap. Menurut SBU, agen itu menerima pelatihan baik di Crimea atau di Rusia, di mana mereka menerima instruksi untuk mengambil alih bangunan, merekrut orang lain, mengumpulkan informasi intelijen tentang pergerakan pasukan militer Ukrain,a serta menjalankan kegiatan subversif dan teroris lainnya.
Para agen di Rusia dan di Ukraina tampaknya dibiayai dengan baik. SBU mengatakan bahwa sebuah bank Rusia yang tidak disebutkan namanya ditransfer nada sekitar US$ 3,75 juta antara bulan Maret dan April untuk pembiayaan kelompok-kelompok militan yang didukung Kremlin.
Secara keseluruhan, Jaksa Agung Ukraina sedang menyelidiki 14 bank yang membiayai terorisme atau separatisme, termasuk Sberbank, bank negara Rusia. Sberbank merilis pernyataan yang menyangkal tuduhan tersebut. (kyivpost.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...