Mandela: Perjalanan Hidup Bersama Tiga Perempuan
PRETORIA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, dikenal sebagai figur yang dikagumi dalam kepemimpinan, politik, rekonsiliasi dan komitmen moralnya. Dia disegani oleh kawan-kawan politiknya di Kongres Nasional Afrika (ANC) tapi juga oleh lawan politiknya, seperti mantan Presiden FW De Klerk. Namun dia juga dikagumi di kalangan anak-anak dan perempuan.
Selama hidupnya, Nelson Mandela menikahi tiga perempuan yang mendampinginya selama kurang lebih 60 tahun lebih hidupnya, termasuk dalam perjuangan dan ketika berada di penjara.
Mandela menikah dengan Evelyn Mase, kemudian dengan Winnie Madikizela, kemudian Graca Machel yang mendampinginya hingga meninggal pada Kamis (5/12) lalu.
Evelyn Mase (1922 – 2004)
Nelson Mandela menikah dengan Evelyn Mase, sepupu guru politiknya, Walter Sisulu, tiga tahun setelah tiba di Johannesburg dari Provinsi Cape pada tahun 1944. Dia melakukan itu untuk menghindari kawin paksa yang menjadi aturan dari sukunya.
Ketika itu, Mandela berusia 26 tahun, dan Evelyn yang bekerja sebagai perawat berusia 22 tahun. Dalam 13 tahun kehidupan perkawinan mereka, gaji Evelyn sebagai perawat adalah penompang utama ekonomi keluarga. Sedangkan Mandela meneruskan kuliah di fakultas hukum.
Kematian anak kedua yang baru berusia sembilan bulan (tahun 1945) mempengaruhi kehidupan Evelyn, dan menjadikan dia semakin menekuni agama. Sementara Mandela semakin dalam masuk dalam aktivitas politik.
Pernikahan Mandela dengan Evelyn mendapatkan empat anak, termasuk Makgatho Mandela (meninggal tahun 2005) dan Makaziwe Mandela, dan Thembekile Mandela (meninggal tahun 1969).
Evelyn berasal dari suku Xhosa dari Transkei. Dia sudah yatim piatu pada usia dini dan kemudian diasuh kakanya, aktivis politik, Sam Mase.
Pernikahan mereka semakin tertekan, karena Mandela makin terlibat dalam ANC, mengorganisir kampanye anti pemisahan, dan melakukan aksi pembangkangan sosial, serta Mandela dituduh makar. Sementara Evelyn sibuk mengurus anak-anak dan bekerja di tengah ancaman.
Mandela bercerai dengan Evelyn pada tahun 1958. Dia kemudian pindah ke Cofimvaba dan membuka toko kelontong. Dia bahkan pernah menjadi kritikus yang vocal terhadap Mandela. Dia kemudian menikah dengan pengusaha Sowetan pada 1998.
Evelyn meninggal tahun 2004. Pemakamannya menarik perhatian internasional, dan Mandela hadir di acara itu, termasuk Winnie Madikizela, istrinya kedua yang ketika itu sudah bercerai, dan juga Graca Machel istrinya yang ketiga.
Winnie Madikizela
Hubungan Mandela dengan Winnie Madikizela tumbuh selama proses pengadilan dengan dakwaan pengkhianatan. Winnie, perempuan kelahiran 1936, adalah pekerja sosial, dan perbedaan usia dia adalah 16 tahun dari Mandela.
Namun dalam memoarnya yang diterbitkan tahun 1984 (Part of My Soul Went with Him), Winnie mengatakan Mandela tidak pernah melamarnya. "Satu hari Nelson menarik saya dan mengatakan bahwa ada penjahit, dan coba kamu ke sana, dia tengah membuat baju pengantin," tulisnya.
Mereka menikah tahun 1958 dan memiliki dua anak, Zenani (pernah menjadi duta besar untuk Argentina), dan Zindzi.
Pasangan ini berpisah sebelum Mandela menjadi presiden di tengah perbedaan pandangan politik dan laporan bahwa dia menyeleweng.
Winnie Madikizela lahir dengan nama Nomzamo Winfreda Zanyiwe Madikizela. Dia politisi dan pernah memimpin Liga Perempuan ANC, dan anggota eksekutif ANC.
Pasangan ini berpisah dua tahun sebelum Mandela menjadi Presiden Afsel pada Mei 1994, dan perceraiannya diselesaikan pada 1996.
Ketika Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Afsel mulai bekerja mengungkap pelanggaran hak asasi, Winnie termasuk pribadi yang harus bertanggung jawab atas sejumlah pelanggaran.
Komisi menyimpulkan dia bertanggung jawab atas pembunuhan, penyiksaan, penculikan dan penyerangan sejumlah pria, wanita dan anak-anak yang dilakukan melalui sekelompok pria yang disebut sebagai kesebelasan Winnie.
Graca Machel
Graca menikah dengan Mandela di akhir masa kepresidenan Mandela. Bhishop Desmond Tutu mengatakan pernah menyatakan tidak menyetujui pernikahan itu. Tetapi dia diprotes oleh banyak kepala negara atas sikapnya itu.
Graca dalah janda pemimpin kemerdekaan dan Presiden Mozambik, Samora Machel yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada tahun 1986. Kecelakaan itu diduga didalangi oleh rezim apartheid Afrika Selatan. Namun tuduhan ini masih terus diselidiki.
Nama aslinya Graça Simbine yang lahir tahun 1945. Dia adalah politikus dan aktivis kemanusiaan Mozambik. Graca adalah perempuan pertama yang menjadi ibu negara (first lady) di dua negara yang berbeda. Dia adalah first lady Mozambik tahun 1975 – 1986, dan ibu negara Afrika Selatan 1998 – 1999.
Graca mendampingi Mandela hingga dia meninggal Kamis lalu. (dari berbagai sumber)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...