Mantan PM Israel Kritik Bantuan Militer AS Rp 501,3 Triliun
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Mantan perdana menteri Israel Ehud Barak pada hari Kamis (15/9) mengatakan Benjamin Netanyahu telah mengancam keamanan nasional dengan jumlah bantuan pertahanan dari Amerika Serikat (AS) dan caranya menangani hubungan dengan Washington yang gegabah.
Ehud Barak adalah perdana menteri Israel 1999-2001 dan menteri pertahanan 1999-2001 dan 2007-2013.
“Tindakan gegabah Netanyahu telah... mengancam keamanan Israel,” tulis Barak di sebuah kolom opini di Washington Post.
“Israel akan menerima 3,8 miliar dolar AS setiap tahun –kontribusi penting bagi keamanan kita namun jauh lebih sedikit dari yang bisa didapat sebelum sang perdana menteri memilih untuk mengintervensi politik AS secara terang-terangan.”
AS pada Rabu (15/9), berjanji akan memberikan 38 miliar dolar AS (setara Rp 501,3 triliun) antara 2019 sampai 2028 untuk membeli pesawat dan persenjataan canggih guna memperkuat perisai pertahanan rudal mereka, janji bantuan militer terbesar dalam sejarah AS.
Barak dan beberapa kritikus lain mengatakan bahwa perjanjian yang lebih besar lagi bisa saja dicapai jika seandainya Netanyahu tidak berkampanye secara publik dan lantang menolak perjanjian nuklir dengan Iran, yang didukung Presiden AS, Barack Obama.
Perjanjian bantuan tersebut menurut Barak membuat Israel menahan diri untuk meminta dana tambahan dari Kongres. Di masa lalu, Kongres AS dengan persetujuan Gedung Putih bersedia menambah bantuan 600 hingga 700 juta dolar setiap tahun untuk Iron Dome dan sistem pertahanan lainnya. AFP)
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...