Mantan PM Turki Mundur dari Partainya Erdogan
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Perdana Menteri Turki dan Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di negara itu, Ahmet Davutoglu, menyatakan mengundurkan diri dari partainya.
Pernyataan yang disampaikan hari Jumat (13/9) itu menandai makin kerasnya konflik internal di tubuh partai AKP, partainya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Sebelumnya AKP memprosen tindakan disipliner terhadap Davutoglu dan tiga pembangkang lainnya.
“Merujuk pada ketua, wakil ketua, wakil (Partai AKP) dan kepala provinsi yang memimpin perlawanan pada 15 Juli untuk diajukan ke dewan disiplin dengan tuntutan pemecatan adalah keputusan yang sangat serius yang tidak bertepatan dengan prinsip pendirian AKP, dan dengan pengalaman demokrasi dan tradisi politik kami, ” kata Davutoglu. Dia berbicara pada konferensi pers, sebagaimana dikutip media setempat Hurriyet.
Enam anggota AKP lainnya juga menyatakan pengunduran diri bersama dengan Davutoglu. Mereka sebelumnya melontarkan kritik terhadap kebijakan AKP. Davutoglu menyebutkan bahwa semua "saluran konsultasi" di dalam partai ditutup, tidak ada ruang tersisa untuk "kritik dan saran yang bertujuan baik."
Tujuan mereka, katanya, bukanlah untuk membangkang, memecah belah dan melemahkan; melainkan memperbarui partai... menyampaikan ketidaknyamanan yang disuarakan kader dan akar rumput partai, katanya.
Komite eksekutif pusat AKP pekan lalu memutuskan untuk memecat Davutoglu, bersama mantan anggota parlemen, Selcuk Ozdag, Ayhan Sefer Ustun dan Abdullah Bascı dengan alasan mereka bertindak bertentangan dengan prosedur AKP. Dewan Disiplin AKP meminta mereka membela diri secara lisan dan tertulis. Pengunduran diri mereka disampaikan sebelum batas waktu yang diberikan komisi itu.
Davutoglu menjabat penasihat kebijakan luar negeri Presiden Recep Tayyip Erdogan sejak tahun 2003 hingga 2009. Dia juga menteri luar negeri (tahun 2009-2014), sebelum kemudian menjadi ketua partai dan Perdana Menteri Turki. Pada Mei 2016, Davutoglu mengundurkan diri dari kedua jabatan itu dan digantikan oleh Binali Yıldırım.
Belakangan ini Davutoglu bersikap kritis terhadap kebijakan AKP dan aliansi antara AKP dan Partai Gerakan Nasionalis (MHP). Diperkirakan dia akan membentuk partai baru yang menyaingi partainya Erdogan.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...