DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
21:47 WIB | Kamis, 14 November 2013
Masuknya China di Dewan Ham PBB Diprotes Tibet
DHARAMSALA, SATUHARAPAN.COM - Meskipun diwarnai protes juga lobi-lobi penolakan dari kelompok-kelompok Hak Azasi Manusia (HAM) dunia dan aktivis Tibet, China tetap terpilih masuk dalam Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Terpilihnya China ini menimbulkan kecemasan di Tibet.
Central Tibetan Administration atau pemerintahan Tibet di pengasingan sebelumnya mendesak negara-negara anggota PBB "menuntut China untuk bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang berkelanjutan di Tibet."
Pusat HAM dan Demokrasi Tibet (Tibetan Centre for Human Rights and Democracy/TCHRD), kelompok pemantau praktek HAM di Tibet, mengatakan hasil pemungutan suara di PBB hari Selasa (12/11) telah membuat mereka lebih bertekad untuk melindungi dan memajukan HAM di Tibet.
"Dengan terpilihnya China duduk di Human Right Council, kami berharap negara-negara anggota PBB berusaha untuk melibatkan China dan membuat pemerintah yang lebih bertanggung jawab kepada isu-isu HAM yang sudah lama berlangsung di Tibet. Keanggotaan China ke HRC (Human Right Council) harus dikaitkan dengan komitmen yang serius untuk menegakkan dan melindungi HAM, dan dalam kasus ini jika gagal melakukannya, harus dikeluarkan dari Dewan," kata Tsering Tsomo, direktur eksekutif TCHRD.
Sementara aktivis Tibet di markas pengasingan pemerintah Tibet mengatakan terpilihnya kembali China yang memiliki catatan HAM buruk merupakan ejekan pada badan dunia itu.
"Kami kecewa tapi tidak terkejut dengan keputusan tersebut. Hal ini jelas bahwa negara-negara anggota telah menutup mata pada pemerintah China yang terus melanggar semua aspek hukum Hak Azasi Manusia Internasional. Sekarang China adalah anggota, kami berharap PBB dan Dewan HAM PBB akan benar-benar membuat China bertanggungjawab atas tindakan mereka dan bahwa China serius memperbaiki kondisi HAM di Tibet," kata Tenzing Jigme, President of Tibetan Youth Congress, kelompok pro-kemerdekaan terbesar di pengasingan.
"Warga di Tibet terus mengorbankan diri terhadap kebijakan brutal China dan pendudukan ilegal. PBB memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa hak-hak dan kebebasan Tibet supaya dihormati," tambah Jigme.
Masuknya China, Rusia, Arab Saudi, Vietnam, Kuba dan Aljazair di Dewan HAM PBB, membuat kemarahan kelompok-kelompok HAM independen dunia. Mereka mengatakan pemilihan mereka merusak kredibilitas pengawas HAM masyarakat dunia itu.
"China hanya akan pergi dari Tibet ketika pemerintah dunia berbicara serempak. Kami sekarang akan mengumpulkan suara dari jutaan orang untuk ibu kota kami dan minta mereka memastikan China tidak menjadikan Dewan HAM itu ke dalam pertunjukan wayang bagi pelanggar," kata Tenzin Dolkar, Interim Executive Director of Students for a Free Tibet.
Sementra di seberang jalan markas besar PBB, aktivis pro-Tibet memasang spanduk besar bertuliskan "China Gagal di Hak Asasi Manusia."
International Tibet Network, sebuah badan non pemerintah yang menghubungkan berbagai kelompok pendukung Tibet, mengecam masuknya China ke Dewan sebagai hal memalukan bagi PBB.
"Fakta bahwa lebih dari satu juta orang berdiri melawan China atas terpilih lagi di Dewan Hak Asasi Manusia adalah harapan bagi kita. Meskipun pemerintah belum mengambil sikap yang menguntungkan, massa telah siap berbicara. Ini adalah awal dari akhir pendudukan brutal China di Tibet," kata Lobsang Tseten, Asia Regional Coordinator of International Tibet Network.
Masuk kembalinya China ke badan PBB bertepatan dengan seorang biarawan Tibet berusia 20 tahun bernama Tsering Gyal menjadi 123 warga Tibet yang meninggal mengorbankan diri di Tibet’s Pema County pada Senin (11/11) sebagai protes terhadap kebijakan represif China. (phayul.com)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...