Mata Kiri Novel Baswedan Telah Dioperasi di Singapura
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menginformasikan bahwa dokter yang menangani Novel Baswedan di Singapura telah mengoperasi mata kiri penyidik KPK itu pada hari Rabu (6/12).
"Operasi pada Rabu adalah operasi pembuangan jaringan gusi di mata kiri yang pertumbuhannya tidak baik, diganti dengan jaringan gusi baru," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, hari Kamis (7/12).
Sebelumnya, Febri menyatakan operasi itu dilakukan karena pertumbuhan selaput mata kiri Novel melambat sehingga dibutuhkan penanaman kembali bagian gusi di mata kiri tersebut.
"Hasil kontrol hari ini penyambungan jaringan gusi baik, hasil jahitan terlihat rapi, dan perdarahan baik," ungkap Febri.
Terkait operasi di mata kiri itu, kata Febri, maka operasi tahap dua belum bisa dilaksanakan karena dibutuhkan pertumbuhan merata seluruh selaput di mata kiri.
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.
Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.
Novel merupakan salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP-elektronik (KTP-e).
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Metro Jaya telah merilis dua sketsa wajah orang yang diduga terlibat dalam penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dengan menggunakan air keras pada 11 April 2017 lalu.
"Dari hasil keterangan saksi sudah mengarah 90 persen. Bahwa dua gambar itu diduga terlibat penyiraman saudara Novel," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis saat konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11) lalu.
Pihaknya pun sudah membentuk tim penyelidikan dan penyidikan dengan jumlah 167 orang lintas Polres, Polda, dan penyidik Mabes Polri.
"Kami juga dibantu Australian Federal Police. Kemudian kami juga dibantu oleh Pusnafis Mabes Polri karena beberapa CCTV yang ada di TKP yang kami kumpulkan membutuhkan kerja sama dengan pihak luar negeri," kata Idham.
Adapun pada skesta pertama yang ditampilkan kepada awak media pada saat konferensi pers itu, orang yang diduga terlibat penyerangan Novel itu merupakan pria dengan kulit gelap dan rambut pendek.
Kemudian pada sketsa kedua terlihat seorang pria dengan kulit putih dan rambut panjang. (Antara)
Editor : Melki Pangaribuan
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...