Meksiko: Serangan terhadap Jurnalis Meningkat
MEXICO CITY, SATUHARAPAN.COM - Serangan terhadap jurnalis dan organisasi pemberitaan di Meksiko meningkat 59 persen tahun lalu. Sebuah lembaga pelindung hak-hak media pada Selasa (18/3) melaporkan telah terjadi 330 kasus serangan brutal tahun lalu, sejak kekerasan terhadap awak media mulai mencuat ke permukaan pada 2007.
Lembaga Article 19 yang berbasis di London, Inggris, mengatakan media menghadapi aksi agresi setiap 26,5 jam di Meksiko.
Jumlah serangan terhadap jurnalis, pekerja media, dan fasilitas organisasi berita, naik dari 207 pada 2012 menjadi 330 pada 2013. Hampir 90 persen serangan dilakukan terhadap individu.
Article 19 mengatakan pejabat publik menjadi dalang di balik enam dari 10 serangan.
Laporan tersebut muncul setelah terjadi pembobolan di rumah seorang direktur grup pendukung hak media untuk Meksiko dan Amerika Tengah, Dario Ramirez, pada akhir pekan lalu. Komputer dan dokumennya dicuri dalam insiden itu.
Sebelumnya, dari New York, 13 Maret lalu, Komite Perlindungan Jurnalis (The Committee to Protect Journalists) melaporkan Balbina Flores Martínez, koresponden Meksiko untuk Reporters Without Borders, organisasi internasional untuk kebebasan media, juga mendapatan serangkaian ancaman. Pada hari sebelumnya, Flores menerima teror melalui telepon yang mengatakan seseorang telah dibayar untuk “mencederainya”.
Article 19 mengatakan, tahun 2013 tercatat sebagai tahun paling brutal bagi jurnalis sejak kekerasan yang berhubungan dengan narkoba mulai mencuat pada 2007. Ketika itu, Felipe Calderon, presiden yang saat itu menjabat, melancarkan penumpasan militer terhadap kejahatan terorganisir.
Presiden Enrique Pena Nieto, yang dilantik pada Desember 2012, berjanji akan menumpas kejahatan terhadap jurnalis, namun serangan terus meningkat selama tahun pertama masa jabatannya. (AFP/Ant/cpj.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...