Melayani Tanpa Mengendalikan
SATUHARAPAN.COM – Michael Gates Gill, penulis buku How Starbucks Saved My Life, berkata, ”Anda tidak dapat sungguh-sungguh melayani jika Anda mencoba mengendalikan orang-orang yang Anda layani.”
Pandangan itu diperolehnya dalam peristiwa yang nyaris membuatnya kehilangan nyawa saat bekerja di Starbucks. Ketika Mike mendapat giliran menutup kedai, seorang pelanggan enggan pergi. Ia merasa pelanggan itu tidak menghormatinya. Mike lantas marah yang membuat si pelanggan murka dan mengancam membunuhnya. Untunglah, rekan Mike segera menolongnya.
Mike pun menyadari kesalahan terbesarnya: ia kembali pada kebiasaan lamanya, yakni keinginan mengendalikan semuanya. Sebelumnya Mike memiliki segalanya: rumah mewah, dan jabatan tinggi di perusahaan internasional. Namun, dalam waktu singkat ia kehilangan pekerjaan, bercerai, dan didiagnosis menderita tumor otak. Akhirnya ia terpaksa bekerja di Starbucks sebagai pembersih toilet. Ia yang terbiasa dilayani, sekarang harus melayani. Perubahan yang tak mudah baginya. Ia tidak bisa berhenti merasa berkuasa meski yang dikerjakan hanyalah membersihkan toilet. Akibatnya, ia melayani sembari berusaha mengendalikan.
Tak hanya Mike, ketika melayani kita pun kadang merasa berkuasa dan cenderung mengendalikan orang lain. Tak jarang kita menuntut rasa hormat, penghargaan, atau pun ucapan terima kasih dari orang-orang yang kita layani.
Memang, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu arti melayani adalah mengendalikan. Namun, mengendalikan di sini mengacu pada benda, bukan pada manusia. Berusaha mengendalikan orang sesuai keinginan berarti menganggap orang tersebut seperti benda yang bisa dikendalikan. Mungkin saja, kita bahkan berusaha ”mengendalikan” Tuhan. Kita ingin Tuhan menuruti semua keinginan kita.
Karena itu, mari kita belajar melayani tanpa keinginan mengendalikan! Hanya dengan demikianlah pekerjaan kita menjadi sempurna! Karena setiap pekerjaan pada dasarnya adalah pelayanan.
email: inspirasi@satuharapan.com
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...