Menag: WHO Belum Nyatakan MERS-CoV sebagai KLB
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan hingga kini Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum pernah menyatakan kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Meski demikian, Indonesia tetap menaruh perhatian pada kasus tersebut mengingat Indonesia pengirim jemaah haji terbesar sepanjang tahun, disusul makin meningkatnya animo jemaah umrah ke Tanah Suci, kata Suryadharma Ali, seusai membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia tahun 2014 di Balai Kartini Jakarta, Selasa (13/5).
Risiko terkena serangan MERS-CoV, menurut Menteri, berpotensi pada jemaah umrah ataupun haji usia lanjut, termasuk wanita hamil dan anak-anak yang menunaikan ibadah umrah. Karena itu, pihaknya mengimbau jemaah lanjut usia tidak melaksanakan umrah untuk saat ini.
Jumlah jemaah umrah saja, menurut catatan dari Kemenag, mencapai 150.000 per bulan.
Terkait dengan jemaah usia lanjut yang sudah terdaftar dan masuk dalam kuota haji pada 2014, pihak Kementerian Agama tetap memberangkatkannya. Meski begitu penyakit tersebut harus diwaspadai karena berisiko tinggi. "Karena itu, kita selalu mengikuti perkembangan yang terjadi bersama Kementerian Kesehatan," ia menegaskan.
Langkah preventif untuk terhindar dari serangan MERS-CoV, lanjut Menag, adalah menjaga pola hidup sehat, cukup istirahat, tidak merokok, rajin mencuci tangan dengan sabun, senantiasa menggunakan masker, tutup mulut ketika batuk, tidak mengunjungi peternakan dan tempat pemotongan hewan, menghindari kontak langsung dengan fasilitas kesehatan yang sudah terkena MERS-CoV. Jika ada infeksi saluran pernapasan, agar segera berobat.
Imbauan tersebut menurut pengakuannya sudah berkali-kali disampaikan. Ke depan, pihaknya akan membuat selebaran berupa imbauan untuk dibagikan kepada jemaah umrah. "Kita harus menyikapi dengan serius," katanya lagi.
Sebelumnya imbauan serupa disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Fidiansyah bahwa situasi kini sudah makin serius dan perlu perhatian. Tetapi, lanjut dia, belum terjadi darurat kesehatan masyarakat.
WHO pun hingga kini tidak menganjurkan penerapan restriksi perjalanan, kecuali masih dalam status "travel advise". Dan, sampai kini, kata Fidiansyah, belum ditemukan kasus MERS-CoV di Indonesia. (Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...