Menantu bin Laden Berbicara tentang Serangan Pesawat
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Juri di pengadilan New York menggelar sidang atas terdakwa Suleiman Abu Ghaith dan telah menyaksikan video tentang peringatan terdakwa akan serangan serangan pesawat yang dibuat sebulan setelah tragedi 11 September 2011 lalu.
Abu Ghaith (48) diadili di pengadilan federal Manhattan karena berkonspirasi untuk membunuh orang Amerika dan memberikan dukungan materi kepada al-Qaeda.
Jaksa berpendapat bahwa Abu Ghaith, yang adalah seorang mantan imam di masjid Kuwait adalah anggota tingkat atas dari al-Qaeda dan mengetahui beberapa rencana serangan terkait dengan terorisme.
Senin (10/3), jaksa memutar dua video yang dibuat pada Oktober 2001 di mana Abu Ghaith yang adalah orang Kuwait dan merupakan anak menantu dari Osama bin Laden ini terlihat dalam video peringatan serangan 9/11 lalu.
“Ada ribuan pemuda Muslim yang berharap untuk mati demi Allah,” kata Abu Ghatih dalam salah satu video tersebut. “Serangan pesawat tidak akan berhenti.”
Pada waktu yang berbeda, Abu Ghaith mengingatkan umat Islam untuk tidak naik pesawat dan menyarankan mereka untuk tidak tinggal di tempat atau gedung-gedung yang tinggi.
Tidak Pernah Berbicara kepada Abu Ghaith
Pada Senin (10/3) yang sama, jaksa mempertanyakan melalui video dari Inggris kepada al-Qaeda terkait dengan ‘bom sepatu’ Richard Reid, yang bersaksi bahwa ia merencanakan serangan bom sepatu di pesawat di mana pada waktu yang sama saat Abu Ghaith memperingatkan akan adanya serangan tambahan.
Implikasinya adalah bahwa Abu Ghaith menyadari akan serangan-serangan yang direncanakan tersebut.
Saksi pemerintah, Saajid Badat (34) besaksi bahwa dia telah bertemu dengan bin Laden dan pemimpin al-Qaeda lainnya mengenai rencana untuk meledakkan beberapa perangkat bom di pesawat.
Di waktu yang sama, dia mengakui bahwa dia tidak pernah berbicara dengan Abu Ghaith terkait rencana tersebut dan mengatakan bahwa dia tidak tahu apakah Abu Ghaith menyadari hal itu.
Sejak akhir Oktober 2001 hingga Desember 2001, Badat mengatakan dia merencanakan serangan itu dengan Reid, pria yang kemudian dikenal sebagai pelaku bom sepatu pada usahanya untuk meledakkan bom di penerbangan ke Miami pada tahun 2001 lalu.
Reid, seorang warga negara Inggris, mengaku bersalah atas tuduhan terorisme di Pengadilan Distrik AS di Boston.
Badat, yang juga seorang warga negara Inggris dijatuhi hukuman 13 tahun penjara setelah mengaku bersalah di Inggris terkait rencananya bersekongkol untuk meledakkan pesawat terbang.
Hukumannya kemudian dikurangi atas kerjasamanya dengan pihak yang berwenang dan sejak saat itu dia dibebaskan dari penjara.
Jika terbukti bersalah, Abu Ghaith yang mengaku tidak bersalah, dapat dijatuhi hukuman seumur hidup. (aljazeera.com)
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...