Menata Hidup
Kejenuhan bisa timbul karena kita kehilangan pegangan dan harapan.
SATUHARAPAN.COM – Percakapan dengan rekan beberapa hari terakhir ini membawa saya pada sebuah realitas kerentanan manusia. Dari percakapan itu saya mendengar bahwa dia mengalami kejenuhan berat karena berbagai tuntutan situasi di sekitar yang sering kali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan hal itu mulai berpengaruh pada emosi dalam dirinya, sehingga ia menjadi lebih sensitive sering menyalahkan diri.
Sebelumnya, seseorang curhat kepada saya karena mengalami kejenuhan dalam menjalani aktivitasnya. Penyebabnya memang beragam, mulai dari perubahan rutinitas, tekanan situasi sekitar, bahkan keletihan karena padatnya kegiatan. Akibatnya memang sangat besar mulai dari penurunan prestasi, emosi yang tidak stabil, merasa gagal sebagai manusia, bahkan bisa berujung pada depresi yang berkepanjangan. Ia memang tidak sendirian. Banyak orang muda yang mengalaminya.
Dari pengalaman saya, ketika mengalami kejenuhan, menata kembali hidup kita menjadi penting dan mendasar—menata kembali relasi kita dengan Sang Pencipta, menata kembali tujuan hidup kita, menilai kembali diri kita. Memang sesekali mundur dan melihat apa yang mungkin terjadi di masa depan menjadi penting supaya kita bisa melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi dan bisa maju lagi dalam menjalani rutinitas hidup kita.
Kejenuhan bisa timbul karena kita kehilangan pegangan dan harapan. Dan hal itu bisa membuat kita disorientasi—bingung sendiri. Pada titik ini, menata kembali hidup kita supaya makin berpadanan dengan tujuan Sang Pencipta menjadi sebuah titik balik yang sangat mendasar.
Mari menata hidup kita kembali!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, Operasi Mulai ...
MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM-Sindikat uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar te...