Mendag: Impor Migas Sangat Membebani Neraca Perdagangan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Negara mengalami defisit US$ 3,3 milyar pada semester pertama 2013. Dengan perincian, defisit migas sebesar US$ 5,8 milyar dan surplus non US$ migas 2,5 milyar. Keterangan ini disampaikan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di sela-sela acara halal bi halal di Kementerian Perdagangan Jakarta pada Selasa (13/8).
“Di semester kedua akan terulang lagi pengumpulan surplus non migas lebih dari US$ 2 hingga 3 milyar. Migas di semester pertama kita masih impor lebih dari US$ 13 milyar. Jadinya bisa diantisipasi di semester dua ini. Bahkan akan ada penambahan defisit untuk neraca perdagangan yang sudah berada di US$ 3,3 milyar di semester pertama ini mungkin akan meningkat jadi US$ 5 hingga 6 milyar secara total untuk tahun 2013.” Kata Gita Wirjawan.
Upaya-upaya untuk mengurangi efek kenaikan BBM baru akan terasa di bulan Juli, Agustus, dan seterusnya. Sementara pemfokusan untuk peningkatan nilai tambah ekspor terus dilakukan.
“Tetapi ini akan memakan waktu lebih lama daripada yang kita inginkan. Apalagi mengingat adanya slow down atau stagnasi, atau kontraksi di ekonomi global, Eropa, China, dan Amerika Serikat. Kita melihatnya long term dimana ke depannya porsi ekspor yang ada nilai tambahnya ini yang tadinya 35 persen dari total ekspor, akan meningkat 35 persen pada beberapa tahun ke depan. Ini mungkin bisa terasa di semester kedua di tahun 2013.”
Kementerian Perdagangan juga fokus meningkatkan eksportasi ke negara-negara di Afrika, Amerika Latin, dan Asia. Pakistan sudah menandatangani International Free Trade Agreement dengan Indonesia. Kalau perjanjian ini sudah diratifikasi, Pemerintah Pakistan sangat bisa membeli produk kelapa sawit Indonesia lebih besar. Selama ini Pakistan banyak membeli kelapa sawit dari Malaysia.
Menurut Gita Wirjawan, impor migas sangat membebani neraca perdagangan negara.
“Saya rasa ini akan bisa mengurangi potensi defisit neraca perdagangan di semester dua. Tetapi sekali lagi yang perlu digarisbawahi, yang sangat mempengaruhi neraca kita adalah migasnya. Kita membeli atau mengimpor lebih dari 13 milyar dolar di semester pertama. Kalau angka itu bisa turun sedikit saja, apalagi kalau lebih banyak, akan sangat membantu mengurangi defisit kita. Tetapi kemungkinan besar akan banyak terjadi defisit di semester kedua.”
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...