Mendag: Permintaan Diferensiasi Daging Ditentukan Pasar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, mengatakan pihaknya masih mempersiapkan skema rata-rata harga daging yang dilepas ke pasaran untuk dua jenis daging yakni daging beku dan daging segar.
Padahal sejak disampaikan bulan lalu, kebijakan dari skema tersebut belum juga menunjukkan hasil.
“Kita lagi siapkan,” kata Enggartiasto kepada satuharapan.com, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, hari Selasa (10/1) sore.
Sebelumnya, Enggar mengaku telah bertemu dengan asosiasi, distributor daging yang menguasai lebih dari 300 pasar dan juga dengan para importir serta Bulog untuk menentukan langkah yang akan dilakukan. Namun dia belum dapat menjelaskan secara rinci skema yang dimaksud.
“Ada beberapa langkah yang kami akan lakukan, yang saya belum bisa sampaikan di sini, tetapi kita lagi buat skemanya agar ada dua harga, dua jenis, yaitu daging beku dan … daging fresh,” kata Mendag Enggar dalam konferensi pers, di Jakarta, hari Jumat (9/12/2016).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Pangan Strategis, Juan Permata Adoe, meminta pemerintah melakukan diferensiasi kebijakan di dalam negerinya terhadap dua jenis daging yang dijual di pasar pada tahun 2017 ini.
Juan menilai, rencana Pemerintah Indonesia yang tengah mempersiapkan skema rata-rata harga daging yang dilepas ke pasaran untuk dua jenis daging yakni daging beku dan daging segar harus dibuat pembedaan yang jelas.
Menghindari Penyimpangan Pasar
Menurut dia, jika aturan tersebut tidak dilakukan maka dikhawatirkan akan terjadi kembali penyimpangan di pasar seperti pada tahun 2016.
“Nah tinggal nanti PR (pekerjaan rumah) kita adalah supaya customer itu atau konsumen itu tidak dipermainkan di pasar. Pemerintah harus tegas untuk urusan namanya daging kerbau mana dan daging sapi yang mana,” kata Juan kepada satuharapan.com di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, hari Senin (9/1).
“Nah itu untuk menghindari penyimpangan pasar seperti yang terjadi seperti isu-isu kemarin di tahun 2016. Ada yang melakukan pencampuran di pasar, konsumen tidak tahu. Itu hal-hal itu yang membuat di statistik harga kok itu tidak turun-turun,” dia menambahkan.
Juan menambahkan, pemerintah harus mendiferensiasi kebijakan tersebut.
“Nah ini tugasnya pemerintah untuk mulai melakukan diferensiasi kebijakan di pasar dalam negerinya,” katanya.
Terhadap usulan Kadin tersebut, Enggar mengatakan, pasarlah yang menentukan dalam mencegah terjadinya penyimpangan tersebut.
“Yang nentuin pasar, pasar yang nentuin enggak bisa gitu,” kata Enggar.
“Suruh Kadin dagangan di pasar,” dia menambahkan.
Optimistis Harga Daging Bisa Turun
Sementara itu, Juan optimistis harga daging segar pada tahun 2017 bisa turun hingga Rp 100.000 per kilogram dan daging beku di bawah Rp 85.000/kg.
“Bisa saja, bisa terjadi. Kalau tahun 2017 ini memasuki kuartal kedua kemungkinan bisa terjadi karena sistemnya dimungkinkan untuk daging segar ya,” katanya.
Sementara kalau daging beku, menurut dia, hampir sama saja harganya tidak banyak berubah.
“Karena daging kan dibagi dua, ada daging kerbau dan daging sapi. Kalau (daging segar) turun sih Rp 100.000 bisa tercapai. Kalau daging bekunya kira-kira di Rp 80.000 bisa tercapai,” katanya.
Juan mengatakan, pemerintah telah bertemu dengan pengusaha daging untuk membicarakan kebijakan pemerintah yang akan menurunkan harga daging pada 2017.
“Pemerintah sudah ngomong beberapa kali dengan kita. (Tapi) kalau tahun 2016 di kuartal ketiga itu kita (pengusaha) mengatakan tidak mungkin (menurunkan harga daging). Kalau di kuartal pertama mungkin masih ada transisinya. Di kuartal kedua tahun ini menjelang lebaran sih pasti turun,” kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...