Mengejutkan, Ekonomi Jerman Tumbuh 1,7 Persen

FRANKFURT, SATUHARAPAN.COM - Ekonomi Jerman, yang terbesar di Eropa, berekspansi secara mengejutkan sebesar 0,7 persen di kuartal keempat 2014, mendorong pertumbuhan satu tahun penuh naik ke 1,6 persen, menurut data resmi pada Jumat (13/02/2015).

“Ekonomi Jerman mendapatkan kembali momentumnya pada akhir tahun lalu,” ujar badan statistik federal Destatis dalam sebuah pernyataan.

“Setelah awal yang kuat di kuartal pertama dan melemah di kuartal kedua serta ketiga, ekonomi kembali stabil di kuartal terakhir.”

Dalam perkiraan awal bulan lalu, Destatis menghitung produk domestik bruto (PDB) naik 1,5 persen untuk satu tahun keseluruhan pada 2014 dan pertumbuhan kuartal keempat “sekitar seperempat poin persentase.”

Pendorong utama pertumbuhan adalah belanja konsumen, menurut para ahli statistik.

Investasi juga positif, terutama dalam peralatan dan konstruksi.

Impor dan ekspor juga menguat, tambahnya.

Zona Euro Ikut Terkerek

Sementara itu perekonomian zona euro tumbuh 0,3 persen pada kuartal keempat 2014 dan 0,9 persen selama setahun penuh, menurut data resmi Uni Eropa pada Jumat. Angka-angka tersebut sedikit lebih tinggi dari perkiraan, namun masih terlalu lemah untuk menggairahkan kembali perekonomian Eropa.

Perkiraan awal badan statistik Eurostat untuk pertumbuhan ekonomi di zona euro, yang terdiri dari 18 negara, untuk tahun lalu sedikit di adat proyeksi 0,8 persen yang dibuat oleh Komisi Eropa.

Pertumbuhan ekonomi zona euro didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di Jerman dan sebagai imbas dari penurunan harga minyak.

Data tersebut dikeluarkan di tengah mencuatnya kekhawatiran atas nasib Yunani, yang terancam tidak dapat melunasi utang jika dana talangan tidak diperpanjang hingga akhir bulan ini.

Perekonomian Jerman, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Eropa, secara mengejutkan tumbuh 0,7 persen pada kuartal keempat 2014, terutama didorong oleh belanja konsumen yang tinggi, sehingga pertumbuhan ekonomi selama setahun penuh mencapai angka 1,6 persen.(Ant/AFP)

Editor : Eben Ezer Siadari