Mengenang 16 Tahun Timor Leste
TIMOR LESTE, SATUHARAPAN.COM – Pasca referendum Timor Leste 16 tahun lalu menyisakan kenangan bagi Indonesia. Bulan Agustus tahun 1999 menjadi sejarah bagi Indonesia, karena ratusan ribu warga Timor Leste mendatangi lokasi pemberian suara dan memilih untuk merdeka.
Pusat kota Dili menjadi saksi dimana para juru kampanye dan mitra internasional berkumpul menjadi satu menanti keputusan hasil pemilihan. Kedua kubu, pro kemerdekaan dan pro Indonesia, bersama menentukan masa depan Timor Leste setelah konflik melanda di wilayah tersebut.
Berbagai tindakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tidak terhindarkan dialami masyarakat sipil. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mengeluarkan seruan untuk membentuk pengadilan tribunal internasional. PBB diminta untuk menginvestigasi semua bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di Timor Leste sepanjang referendum tahun 1999 dan selama 24 tahun pendudukan Indonesia.
Sejak tahun 1999 pernah dilakukan sejumlah prakarsa hukum, diantaranya melalui pengadilan HAM Ad Hoc Timur Timor yang merupakan kerjasama antara Indonesia dengan Panel Khusus PBB untuk Timor Leste. Hasilnya 18 terdakwa yang pernah diadili di pengadilan tersebut semuanya dibebaskan dari dakwaan.
Timor Leste sebagai negara kecil berpenduduk hanya sekitar dua juta jiwa merupakan tetangga dekat Indonesia. Hubungan persaudaraan yang pernah terjalin tak bisa terlupakan sejak tahun 1975 sampai dengan 1999.
Berikut kondisi Timor Leste pada saat referendum tahun 1999 sampai dengan pasca kemerdekaan yang terekam dalam gambar.
Editor : Eben E. Siadari
Warga Batuah Serahkan Seekor Trenggiling ke BKSDA
SAMPIT, SATUHARAPAN.COM- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Sampit Kabupaten Kotawaring...