Mengenang 21 Hari Jatuhnya Hercules di Jamin Ginting Medan
MEDAN, SATUHARAPAN.COM – Lokasi jatuhnya Pesawat Hercules A1310 milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) jenis C-130 di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara, pada 30 Juni 2015 lalu, masih menjadi objek yang mampu menghentikan laju kendaraan dan langkah kaki beberapa warga Kota Medan.
Sejumlah warga Kota Medan menghentikan laju kendaraan dan kakinya untuk sekadar mengabadikan foto bangunan tersisa yang hancur ditimpa Pesawat Hercules A1310 TNI AU jenis C-130.
Menurut informasi yang dihimpun satuharapan.com, pada Selasa (21/7) pagi, masih banyak warga Kota Medan yang belum melihat lokasi jatuhnya Pesawat Hercules A1310 TNI AU jenis C-130 tersebut. Sehingga, meski telah tiga minggu berlalu, lokasi tersebut masih mampu menarik perhatian sejumlah warga di kota berjuluk Melayu Deli itu.
Bahkan, beberapa dari mereka masih terdengar bertanya antara satu dengan lainnya tentang kejadian yang menelan sekitar 141 korban jiwa tersebut. Pertanyaan yang mereka utarakan antara lain terkait kebenaran lokasi, posisi Pesawat Hercules A1310 TNI AU jenis C-130 ketika jatuh, hingga keberadaan korban jiwa ketika ditemukan oleh tim pencari.
Padahal, sudah tidak ada aktivitas pencarian korban jiwa atau pembersihan reruntuhan bangunan lagi di lokasi tersebut. Rangkaian bunga sebagai lantunan doa untuk para korban pun terlihat sudah berubah menjadi warna coklat seiring dengan berlalunya waktu. Demikian juga garis polisi yang dipasang demi mengisolasi lokasi kejadian, mulai terlihat bagai sebuah plastik kuning tanpa makna.
Hercules A1310 milik TNI AU jenis C-130 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara, pada 30 Juni 2015 lalu, sekitar pukul 11.50 WIB. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara (Lanud) Suwondo, Medan sekitar pukul 11.48 WIB.
Pesawat buatan tahun 1964 itu hendak menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yakni pengiriman logistik.
Pesawat yang dipiloti Kapten Penerbang Sandy Permana itu sempat menghubungi menara "Air Traffic Control" (ATC) 2 menit usai "take off" dan menginformasikan telah terjadi kerusakan.
Saat itu, pilot juga meminta untuk "Return To Base" (RTB) ke Lanud Suwondo. Belum sempat dibalas, ATC sudah kehilangan kontak. Pesawat kemudian diketahui jatuh di pemukiman warga di Jalan Jamin Ginting.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...