Menghitung Hari
Milikilah komitmen yang teguh ketika mengawali dan mengakhiri hari bersama Tuhan.
SATUHARAPAN.COM – Kata orang, ”Waktu terasa lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu panjang bagi yang gelisah, terlalu pendek bagi yang bahagia. Namun, waktu adalah keabadian bagi mereka yang mampu bersyukur.”
Waktu begitu penting, sehingga terlalu berharga untuk disia-siakan. Kepada setiap orang Tuhan mengaruniakan takaran yang sama: 24 jam sehari dan 60 menit sejam. Tidak lebih, juga tidak kurang, pas untuk semua orang! Yang membedakan satu orang dengan yang lainnya adalah pencapaian dan caranya mengelola waktu.
Bagi seorang bijak, waktu merupakan investasi mahal yang berharga. Karena itu, dia akan berjuang untuk mengisi waktunya dengan segala kegiatan bermakna dan bermanfaat. Dia tidak akan membiarkan sedetik pun dari waktu tersebut terbuang percuma. Dia akan mengelola Sang Waktu sebaik yang dia bisa. Sebaliknya, seorang bodoh tidak akan menyadari betapa pentingnya waktu. Baginya, waktu hanyalah sekadar angka yang bisa dihabiskan dengan leha-leha. Dia akan menghamburkannya dengan melenakan diri dalam rangkulan kemalasan yang berujung pada penyesalan.
Bicara waktu berarti juga bicara hidup. Keduanya bak sejoli yang tak dapat dipisahkan. Pemazmur bermadah, ”Seperti rumput yang bertumbuh di waktu pagi berkembang, namun jelang petang menjadi lisut dan layu” (Mzm. 90:5a-6). Ini menyiaratkan bahwa segala sesuatu, ada batasnya dan ada masanya. Dan bila saat itu tiba, maka tak ada lagi yang dapat diperbuat. Tuhan Sang Penimbang dan Hakim akan menilai hidup dan waktu yang telah kita tapaki lewat rapor pertanggungjawaban selama di bumi.
Ya, hidup dan waktu adalah anugerah, nilainya pun amat berharga. Keduanya akan berjalan beriring, tidak terulang dan tidak akan pernah menunggu siapa-siapa. Sesungguhnya tak ada alasan untuk tidak bijak dalam mengisi hidup. Bahwa kesulitan hidup tidak berarti berhenti berupaya. Bukankah perlu perjuangan untuk meraih sesuatu yang bernilai?
Menetapkan diri menjadi bijaksana, dapat dimulai dari hal-hal yang sangat sederhana. Disiplin dan milikilah komitmen yang teguh ketika mengawali dan mengakhiri hari bersama Tuhan melalui perenungan Firman dan Doa. Pergunakanlah setiap waktu yang ada dengan dengan penuh tanggung jawab. Lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia. Dan sebagaimana Musa, kita berani memohon: ”Ajarlah kami menghitung hari hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati bijaksana”. (Mzm. 90:2)
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...