Menkes Canangkan Crash Program Campak di Pontianak
PONTIANAK, SATUHARAPAN.COM - Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek mencanangkan "Crash Program" Campak, yang diintegrasikan dengan bulan pemberian kapsul Vitamin A dan obat cacing di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (4/8).
"Sebanyak 83 kabupaten/kota melaksanakan pemberian kapsul Vitamin A, obat cacing dan imunisasi campak secara bersamaan, termasuk di Kota Pontianak," kata Nila Farid Moeloek saat melakukan pencanangan nasional Crash Program Campak Terintegrasi Bulan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Obat Cacing di Pontianak.
Ia mengatakan, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak pada tahun 2020. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan status kekebalan pada kelompok rentan dan meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan Crash Program Campak di 183 kabupaten/kota di 28 provinsi yang merupakan daerah berisiko tinggi campak.
"Kegiatan ini, merupakan pemberian imunisasi campak tambahan kepada anak usia sembilan bulan sampai 59 bulan, tanpa memperhatikan status imunisasi campak sebelumnya. Sehingga kekebalan masyarakat di daerah tersebut meningkat dan dapat menurunkan kejadian penyakit campak," katanya.
Sementara itu, setiap bulan Februari dan Agustus disebut sebagai bulan pemberian kapsul Vitamin A, karena dua bulan itu dilakukan pemberian suplementasi Vitamin A, pada anak dengan kelompok umur sembilan hingga 59 bulan di seluruh Indonesia, tanpa dipungut biaya.
"Upaya tersebut, dilakukan untuk memenuhi kecukupan asupan Vitamin A pada balita, yang saat ini cakupan pemberian Vitamin A secara nasional mencapai 80 persen," katanya.
Pemberian Vitamin A dilakukan sejak 1978, dengan tujuan mencegah anak dari kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh anak dari penyakit.
"Asupan sumber Vitamin A pada anak-anak perlu ditambah dan dicukupi, karena asupan Vitamin A dari sayur-sayuran dan buah-buahan sehari-hari belum memadai," katanya.
Kemudian, menurut Menkes pemberian Vitamin A juga perlu diiringi pemberian obat cacing, agar penyerapan zat gizi pada balita sempurna dan dapat meningkatkan status gizi masyarakat, karena kecacingan pada anak akan menimbulkan masalah kesehatan berupa kekurangan gizi yang bisa berdampak pada kesakitan dan kematian pada balita.
Data Kemenkes tahun 2015 sebanyak 18,1 juta anak, telah mendapatkan obat cacing, kemudian tahun 2016 pemberian obat cacing pada usia 12 bulan sampai 59 bulan yang dilakukan di 295 kabupaten/kota di 32 provinsi.
"Kesehatan anak adalah bagian penting dari pembangunan nasional, karena masa depan negara ditentukan oleh generasi penerus bangsa yang kesehatannya harus terjaga, baik fisik, mental maupun sosialnya," katanya.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...