Menkeu: Indonesia Butuh Kilang Minyak Baru
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan harus ada kilang minyak baru untuk mengolah dan menyimpan cadangan minyak di dalam negeri sehingga dapat menekan defisit di sektor minyak dan gas.
"Kita harus bersepakat, berkomitmen untuk bilang bahwa Indonesia butuh kilang," katanya dalam Dialog Energi Kebijakan Energi Nasional 2050: Paradigma Pengelolaan Energi Sebagai Modal Pembangunan, Hotel Borobudur, Jakarta, hari Kamis (17/9).
Ia mengatakan kilang minyak yang ada setidaknya ada yang berumur 20 tahun seperti kilang minyak Balongan, namun belum ada yang baru sehingga ke depan kapasitas cadangan minyak juga harus diperluas.
"Sudah 20 tahun lebih tidak bangun kilang," ujar Bambang yang juga anggota Dewan Energi Nasional.
Ia mengatakan negara saat ini mengalami defisit di sektor minyak dan gas terutama akibat impor minyak mentah dan minyak olahan seperti bahan bakar minyak (BBM) sementara yang surplus di sektor migas pada neraca perdagangan adalah gas alam.
"Yang menentukan besar kecilnya surplus bagaimana kita bisa mengendalikan defisit minyak crude oil maupun refine oil, BBM," ujarnya.
Untuk konteks minyak mentah, pemerintah tidak dapat berbuat apa-apa sehingga peluang yang ada adalah memperkecil defisit akibat mengimpor BBM.
Untuk itu, dengan adanya kilang minyak akan menjadi upaya dalam mengurangi defisit akibat mengimpor BBM.
"Selama kita tidak buat kilang, defisit BBM akan semakin besar," ujarnya.
Ia mengatakan kolang minyak juga penting untuk mendukung ketahanan energi sehingga tidak bergantung sepenuhnya pada impor untuk memenuhi kebutuhan BBM.
Lagipula, ke depan masyarakat semakin sejahtera, ekonomi semakin tumbuh maka permintaan BBM akan semakin meningkat.
"Kita mau tergantung impor atau mulai membangun kapasitas sendiri?," tuturnya.
Ia mengharapkan kilang minyak menjadi pusat perhatian pemerintah.
Memang pembangunan kilang minyak membutuhkan dana yang besar, namun ia mengatakan manfaat yang diberikan bersifat jangka panjang untuk kepentingan negara terutama dalam menstimulus neraca perdagangan.
Dalam membangun kilang minyak, ia mengatakan tidak harus pemerintah yang membiayai tetapi pembangunannya dapat menggunakan bantuan pihak swasta.
Untuk itu, sektor swasta perlu ditarik masuk untuk membiayai kilang minyak. Agar sektor swasta tertarik, Bambang mengatakan pihak swasta perlu merasa nyaman dengan bisnis tersebut
"Kunci satu harus ada offtaker, dia ingin pembeli yang pasti," katanya.
Ia menekankan pemerintah harus dapat menjamin bahwa bisnis membangun kilang minyak itu akan aman investor swasta, yakni dengan menyediakan pembeli yang pasti sehingga mereka tidak akan kesulitan mencari pembeli.
Ia mengatakan pemerintah dapat menjadi pembeli yang pasti seperti menugaskan Pertamina.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...