Menko Kesra: Hentikan Pembagian Kondom ke Masyarakat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono telah memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi segera menegur distributor kondom DKT Jakarta supaya menghentikan kegiatan pembagian kondom ke masyarakat.
‘’Yang bagi-bagi kondom itu bukan Kementerian Kesehatan, tetapi perusahaan swasta. Kegiatan itu sudah dilakukan sejak 2007, tetapi dengan adanya protes masyarakat, saya minta kegiatan itu distop. Saya baru saja telepon Dirjen P2PL Kemenkes untuk menghentikan itu,’’ kata Menko Kesra kepada wartawan, pada Selasa (3/12) di Jakarta.
Menurut Menko Kesra, sebenarnya Menkes sudah mengingatkan perusahaan distributor untuk tidak membagi-bagi kondom di tempat-tempat umum seperti pasar, kampus, atau SMU. Pembagian kondom hanya dilakukan di daerah yang berisiko tinggi, seperti hotel, pelabuhan, dan tempat-tempat pelacuran atau lokalisasi. Namun, karena salah persepsi, Kemenkes sudah menghentikan kegiatan itu.
“Bahkan bus pekan kondom nasional yang disiapkan oleh perusahaan distributor kondom DKT Jakarta sudah dikandangin,’’ ungkap Agung Laksono.
Terhadap bus pekan kondom nasional itu, Menko Kesra menjelaskan, sesuai arahan Menkes sebenarnya bus-bus itu hanya membagikan leaflet dan brosur, bukan membagikan kondom. ‘’Tidak ada arahan bagi-bagi kondom ke kampus dan gedung-gedung SMU, karena itu kita hentikan,’’ kata Menko Kesra.
Penderita HIV/AIDS Menurun
Ketika ditanya, apakah program itu akan dihentikan selamanya, Agung Laksono mengatakan tidak. Selaku Menko Kesra, dia tetap minta program nasional untuk pemberantasan HIV/AIDS terus dilanjutkan, meskipun menurut data angka infeksi baru penderita HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia sudah mulai menurun.
Sementara itu, Mensos Salim Segaf Al Jufri tidak setuju dengan pembagian kondom di lembaga-lembaga pendidikan meskipun tujuannya untuk mensosiasilasikan pencegahan HIV-AIDS pada pekan kondom nasional. "Terus terang saya tidak setuju pembagian kondom di sekolah-sekolah, malah menimbulkan masalah baru," kata Mensos saat ditemui di sela-sela peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta.
Menurut Mensos, sosialisasinya lebih baik dilakukan dengan memberikan pemahaman dan penjelasan tentang bahaya HIV-AIDS dan ajakan untuk tidak berbuat hal-hal yang dapat menularkan penyakit tersebut. ‘’Tidak bisa kita sosialisasi dengan cara-cara seperti di negara Barat. Saya yakin lebih efektif melalui keluarga dan agama. Saya pikir bagi-bagi kondom itu tidak benar,’’ ujar Mensos.
Pekan Kondom Nasional
Sebelumnya, rangkaian kegiatan acara Pekan Kondom Nasional 2013, di antaranya Lomba Penulisan Jurnalistik dengan tema HIV-AIDS, lomba foto media sosial instagram untuk umum, konser musik “Goyang Sutra” pada 30 November 2013 di Jakarta Timur, juga kampanye Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) berupa leaflet dan media KIE lainnya di 12 kota, pada Sabtu dan Minggu (30/11-1/12), termasuk pembagian kondom untuk kelompok Lelaki Berisiko Tinggi (LBT) di pelabuhan, terminal, dan lokalisasi.
Selain itu, dilakukan juga pemasangan pledge board selama satu hari di Cilandak Town Square pada 1 Desember 2013; dan 6) Bus yang bertuliskan Pekan Kondom Nasional dan dilengkapi sarana KIE untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat, berjumlah satu buah dan hanya ada di Jakarta.
Namun, menyusul sejumlah reaksi dari masyarakat, Kementerian Kesehatan telah telah meminta DKT Indonesia selaku penyelenggara “Pekan Kondom Nasional” bersama Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) untuk menghentikan kegiatan kampanye dengan menggunakan bus bertulisan “Pekan Kondom Nasional”, serta meminta perusahaan distributor tersebut untuk menyampaikan penjelasan secara resmi kepada Kementerian Kesehatan terkait kegiatan Pekan Kondom Nasional. (setkab)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...