Menko Polhukam: SBY Kenal Sengman Tapi Bukan Staf Khusus atau Utusan Khusus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto membenarkan bahwa sebagai Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenal Sengman Tjahja asal Palembang, Sumatera Selatan. Akan tetapi, hubungan tersebut hanya terbatas hubungan seorang Presiden dengan pengusaha nasional.
"Kalau ditanya, apakah Presiden kenal, jawabannya ya. Apakah pernah berjumpa, jawabannya, ya. Pernah menghadiri pesta pernikahannya anaknya, jawabannya ya,” kata Djoko Suyanto kepada wartawan di Warsawa, Polandia, pada Rabu (4/9) kemarin.
Menko Polhukam mengakui, Sengman adalah seorang pengusaha nasional papan atas yang tinggal di Jakarta. Tetapi, pengusaha ini sama sekali tidak ada hubungan khusus dengan kepala negara dan dia tidak pernah menjadi staf khusus atau utusan khusus Presiden SBY untuk kegiatan tertentu.
Senada dengan Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi mengatakan, Presiden SBY tidak pernah menerima atau bertemu khusus dengan Sengman. Menjabat sebagai Mensesneg, Sudi mengaku mendampingi Presiden SBY hampir 24 jam setiap hari. "Jadi saya tahu, tidak pernah ada pertemuan dengan Sengman," ungkap Mensesneg itu.
Terkait Sidang Fathanah
Awal beredarnya nama Sengman pertama kali disebut oleh putra dari KH. Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim dalam persidangan kasus terdakwa terdakwa Ahmad Fathanah atas dugaan penerimaan suap korupsi Rp 1,3 miliar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis (29/8), di Jakarta. Dalam sidang itu diputarkan rekaman pembicaraan telepon antara Ridwan Hakim dengan Lutfi Hasan Ishak (LHI), yang juga menyebut nama Sengman.
Selain nama Sengman, dalam pembicaraan telepon itu, Ridwan juga menyebut-nyebut nama Dipo dan Bunda Puteri. Namun Sekretaris Kabinet (Seskab), Dipo Alam sudah mengkonfirmasi, bahwa dia tidak tahu-menahu dan tidak kenal dengan Bunda Puteri, sebagaimana ia dulu disebut-sebut pernah mengenai Yudi Setiawan oleh politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah.
Dipo Alam mengatakan bahwa ia tidak pernah kenal sosok “Bunda Puteri” atau “Puteri,” juga sama tidak pernah kenal siapa Yudi Setiawan terkait soal pengaturan izin dan kuota impor daging sapi. Seskab juga mengatakan bahwa ia tidak ada kaitannya dengan kebijakan dan Tupoksi Setkab.
Menurut Dipo Alam, harus ditanyakan secara jelas kepada yang memunculkan nama "Dipo", siapa yang dimaksud "Dipo" itu. "Nama panggilan "Dipo" itu banyak," ujar Seskab Dipo Alam saat dihubungi di kediamannya, pada Sabtu (31/8) yang lalu.
Kemudian Seskab mengajak, supaya semua pihak untuk menghormati proses pengadilan yang sedang berlangsung, dan mengharap agar terdakwa dan para saksi hendaknya fokus menjawab pertanyaan hakim dengan baik. Dipo Alam menilai, bahwa mengalihkan pokok pengadilan dengan mempolitisasinya sebagai isu tidak ada gunanya dan hanya akan sia-sia. (setkab.go.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...