Menperin Wacanakan Buka Perkebunan Gula di Luar Jawa

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perindustrian Saleh Husin menyebut untuk memenuhi  kebutuhan gula nasional yang terus meningkat, diperlukan lebih banyak lahan tebu rakyat sehingga tidak hanya bergantung kepada PTPN (PT Perkebunan Nusantara).

“Saat ini perlu dikembangkan perkebunann tebu baru dan diharapkan adanya perkembangan pabrik gula baru di luar pulau Jawa melalui ekstensifikasi lahan, karena lahan yang diperlukan harus lahan yang  clean and clear,” kata Saleh Husin saat memberi penjelasan di hadapan para anggota Komisi VI DPR RI, di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (6/4).

Selain tentang industri tebu berbasis rakyat, Saleh  memberikan gambaran singkat mengenai materi-materi yang mewakil kementerian lain yakni  tentang Pembangunan kawasan ekonomi Khusus,  Kebijakan dan Evaluasi penanaman modal dalam Pelayanan Modal Satu Pintu dengan tujuan meninngkatakan invesati dalam negeri, dan Percepatan Pembuatan Standarisasi Dalam Negeri Khusus Untuk Badan Standarisasi Nasional.

“Kebutuhan gula nasional saat ini diperkirakan  5,7 juta ton, yang terdiri  dari 2,8 juta ton gula kristal putih, dan  2,9 juta ton gula kristal rafinasi,” Saleh menjelaskan.

Saleh menjelaskan dalam kaitannya dengan industrialisasi gula saat ini, kementerian yang dipimpin Rini Soemarno (Kementerian BUMN)  telah melakukan pengembangan industri gula melalui  50 PG (Pabrik Gula) BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan 50 PG Swasta.

Rapat tersebut dihadiri Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Mariani Soemarno, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani.

Mantan anggota DPR dari Fraksi Hati Nurani Rakyat tersebut beralasan bahwa pemerintah butuh membuka perkebunan tebu di luar Jawa. Beberapa pabrik gula yang ada saat ini  hanya  beroperasi kurang dari 150 hari.

Editor : Eben Ezer Siadari