Menteri ESDM Arcandra Pastikan Kembangkan LNG Onshore Masela
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, memastikan akan menjalankan amanat Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Blok Masela tetap dibangun di darat (onshore).
“Masela sudah diputuskan oleh Presiden untuk menggunakan option onshore. Saya sebagai pembantu Presiden akan menjalankan amanat agar Masela dikembangkan dengan pilihan LNG plant ada di onshore,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, hari Jumat (29/7).
Meski berlatarbelakang offshore (di lepas pantai), Arcanda meyakinkan tidak ada perubahan dengan skema onshore Blok Masela.
“Masela, saya kan orang offshore, punya latar belakang offshore. Yang diputuskan adalah onshore,” katanya.
Mantan Presiden Direktur Petroneering di Houston itu menjelaskan perbedaan antara onshore dan offshore untuk Blok Masela. Menurutnya, yang membedakan adalah LNG plantnya. Dalam aplikasinya, LNG dari offshore akan dibawa ke darat untuk diproses menjadi LNG.
“Lapangan Masela itu ada di offshore, bagian terbesar komponen pengerjaannya ada di offshore, sumur di offshore, ngedrill juga di offshore, processing facilitynya juga offshore,” katanya.
“Yang membedakan adalah LNG plantnya. Apakah LNG plantnya dibikin di offshore atau LNG gas kita bawa ke darat kemudian diproses jadi LNG di onshore. Jadi bukan berarti Masela itu onshore-offshore artinya. Kalau onshore artinya sebagian besar onshore semuanya komponennya, kemudian kalau offshore sebagian besar offsehore. Masela adalah lapangan offshore termasuk laut dalam tetapi tidak dalam-dalam sekali,” dia menegaskan.
Jangka Panjang
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memutuskan proyek pengembangan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Blok Masela akan dibangun di darat.
“Pada hari ini saya ingin menyampaikan mengenai Blok Masela. Terkait dengan Blok Masela, setelah melalui banyak pertimbangan, setelah melalui banyak sekali masukan-masukan dan input-input yang diberikan pada saya dan juga ini adalah sebuah proyek jangka panjang, tidak hanya setahun, dua tahun, tidak hanya 10 tahun 15 tahun, tetapi proyek yang sangat panjang, yang menyangkut ratusan triliun rupiah,” kata Jokowi dalam konferensi pers di lokasi ruang tunggu keberangkatan Bandara Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, hari Rabu (23/3).
“Oleh sebab itu, dari kalkulasi, dari perhitungan, dari pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung, kita putuskan dibangun di darat,” dia menegaskan.
Menurut Jokowi pertimbangan tersebut di antaranya “yang pertama, kita ingin ekonomi daerah juga ekonomi nasional, itu terimbas dari adanya pembangunan Blok Masela. Yang Kedua, pembangunan wilayah (regional development) juga kita ingin agar juga terkena dampak dari pembangunan besar, Proyek Masela ini.”
“Dan setelah keputusan ini, nanti akan ditindaklanjuti oleh menteri ESDM dan SKK migas. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan siang ini. Silakan nanti, selanjutnya Menteri ESDM dan SKK Migas yang menyampaikan. Terima kasih,” kata Jokowi.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...