Menteri Iran Diprotes Gara-gara Kunjungan Senator Gay AS
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi, mendapat serangan pertanyaan yang keras dari parlemen untuk memberi konfirmasi tentang kunjungan senator dari Utah, Amerika Serikat, Jim Dabakis, ke negara itu.
Hal ini menjadi masalah yang pertanyakan dan diprotes, karena Dabakis secara terbuka menyatakan diri sebagai gay. Seperti diberitakan Al Arabiya, Alavi membela diri bahwa Dabakis "di bawah pengawasan penuh selama kunjungan rahasia ke Iran pada bulan September".
Sementara menurut Fox New, di Iran, kaum gay dan lesbian bisa menghadapi hukuman mati.
Namun Alavi membela diri dengan mengatakan bahwa Dabakis sudah dua kali mengunjungi Iran, dan pertama pada tahun 2010. Dia mencatat bahwa tidak ada keberatan dengan kunjungannya pada saat itu, meskipun dilakukan ketika Mahmoud Ahmedinejad, yang didukung oleh kelompok garis keras, tengah berkuasa sebagai Presiden Iran.
Dalam sebuah wawancara dengan KUTV, sebuah stasiun televisi di Salt Lake City, pada bulan September, Dabakis mengungkapkan rincian kunjungan rahasia itu dan rencananya kembali berkunjung ke Iran pada bulan Mei.
Dia berharap membawa delegasi 12 orang setelah diundang oleh berbagai kelompok, termasuk dari universitas di Iran dan kelompok jemaat gereja.
Senator itu mengatakan bahwa selama kunjungan enam harinya ke Iran, dia mengunjungi kota Teheran dan Isfahan.
"Orang-orang di Iran mencintai Amerika. Kami tidak bisa turun di jalan kota tanpa orang mengikuti kami, berbicara kepada kami dan mengundang kami ke rumah mereka," katanya.
Dilaporkan bahwa media massa Iran yang dekat dengan Garda Revolusi Iran dan aparat keamanan mengkritik keras kunjungan tersebut, karena dua orang dalam rombongan itu diketahui sebagai ahli militer Amerika.
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...