Menteri Jerman Ajak Perdebatkan tentang Gerakan Anti Islam
Sejak Oktober gerakan Anti Islam, PEGIDA, marak di Jerman. Jerman memberi suaka dalam jumlan paling banyak, terutama dari Timur Tengah.
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pembangunan Jerman, Gerd Müller, menyerukan diadakannya diskusi yang adil tentang protes oleh gerakan anti-Islam, PEGIDA. Menurut dia, Jerman perlu untuk mengatasi kekhawatiran pada ribuan warganya.
Gerd Müller mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Augsburger Allgemeine bahwa politisi perlu untuk membahas kekhawatiran warga Jerman menyusul masuknya pengungsi ke negara itu.
"Meskipun hal itu sebagai upaya terbaik," ada "jutaan keluarga miskin di Jerman," kata Müller, seorang politisi ddari partai Kristen Sosialis Union (CSU), hari Jumat (2/1). Dia menambahkan bahwa para pengungsi sedang dilihat sebagai ancaman, terutama di kota-kota besar.
"Orang-orang yang menderita, mereka merasa mereka telah didorong ke pinggiran dan mengundang perhatian kepada mereka, karena mereka merasa tidak diwakili sepenuhnya," kata Müller kepada surat kabar itu. Para pemimpin Jerman harus fokus pada isu-isu ini, katanya.
Gerakan PEGIDA, yang secara longgar bisa diterjemahkan menjadi Patriotik Eropa melawan Islamisasi Barat, telah secara rutin menyelenggarakan unjuk rasa di beberapa kota di Jerman sejak bulan Oktober.
Para pemimpin gerakan merencanakan demonstrasi lebih lanjut pada hari Senin mendatang di Cologne dan kota-kota lainnya. Administrator Katedral Cologne, salah satu tujuan paling populer di Jerman, telah memutuskan untuk mematikan lampu di luar selama aksi demonstrasi.
Politisi telah menyambut baik keputusan itu, dan Anggota Bundestag, Norbert Röttgen, anggota dari Partai Demokrat Kristen konservatif pimpinan Kanselir Angela Merkel, mengatakan bahwa dia "senang ada tanda yang jelas sebagai batas gereja" dan bahwa jenis propaganda murahan melawan orang-orang ini, terutama mereka yang membutuhkan bantuan, adalah "tidak kristiani."
Pada hari Kamis (1/1), Kanselir Merkel mengundang perdebatan di Jerman karena kritiknya pada gerakan PEGIDA, dan menggambarkan hal itu didorong oleh "kebencian" dan menyerukan gerakan yang menaargetkan orang dengan warna kulit yang berbeda.
Alexander Gauland, pemimpin populis sayap kanan Partai Alternatif untuk Jerman (AFD), menyerang komentar kanselir, dan mengatakan bahwa dia "merendahkan orang-orang yang tidak tahu."
Partai sayap kiri jerman, Die Linke dan Partai Hijau mengatakan bahwa CSU, sebagai bagian dari koalisi, bertanggung jawab atas meningkatkan gerakan PEGIDA. CSU, yang berkuasa di bagian selatan negara bagian Bavaria, juga telah bertanggung jawab atas meningkatnya kebencian terhadap imigran.
Lebih dari 200.000 pengajuan suaka yang diajukan untuk disetujui di Jerman tahun lalu, sehingga negara menampung jumlah terbesar suaka dibandingkan negara lain di dunia. (dw.de)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...