Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, Dicopot dari Jabatannya
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Menteri luar negeri China, Qin Gang dicopot, dari jabatannya pada hari Selasa (25/7), media pemerintah melaporkan, setelah menghilang dari mata publik selama sebulan dengan sedikit penjelasan dari Partai Komunis (PKC)yang berkuasa.
Ketidakhadiran Qin telah memicu badai spekulasi bahwa pria berusia 57 tahun itu, yang dianggap sebagai orang kepercayaan Presiden Xi Jinping, telah dijauhi atau menjadi sasaran penyelidikan resmi.
Kementerian luar negeri China sebelumnya mengatakan "alasan kesehatan" yang harus disalahkan, tetapi baru-baru ini menolak memberikan pembaruan apa pun meskipun ditanyai berulang kali.
Outlet media pemerintah Xinhua mengatakan pada Selasa (25/7) malam bahwa badan legislatif tinggi China telah memilih untuk mencopot Qin dari jabatannya dan menggantikannya dengan bosnya, Wang Yi.
Xinhua tidak memberikan alasan pemecatan Qin tetapi mengatakan Xi telah menandatangani perintah presiden untuk memberlakukan keputusan itu.
Ditanya berulang kali tentang Qin sebelumnya pada hari Selasa, juru bicara kementerian luar negeri, Mao Ning, mengatakan kepada wartawan bahwa dia "tidak memiliki informasi" untuk diberikan dan bersikeras bahwa "aktivitas diplomatik China terus bergerak maju".
Rumor Dugaan Perselingkuhan
China tetap bungkam selama beberapa pekan tentang nasib Qin, yang tidak pernah terlihat di depan umum sejak 25 Juni ketika dia bertemu dengan wakil menteri luar negeri Rusia, Andrey Rudenko, di Beijing.
Ketidakhadirannya dari KTT tingkat tinggi ASEAN di Indonesia dua pekan lalu kemudian membuat banyak orang bertanya-tanya, dengan kesehatan Qin saat itu sebagai alasannya.
Namun, itu tidak banyak membendung ledakan desas-desus online, beberapa di antaranya mengklaim Qin sedang dalam penyelidikan resmi atas dugaan perselingkuhan dengan pembawa acara televisi terkemuka.
"Sistem PKC sangat buram sehingga menyebarkan rumor," kata Moritz Rudolf dari Paul Tsai China Center Yale kepada AFP.
Pada hari Selasa, beberapa analis mendesak kehati-hatian untuk melompat ke kesimpulan. "Dia mempertahankan posisinya yang lebih senior sebagai anggota dewan negara," cuit Neil Thomas dari Asia Society Policy Institute, sebuah think tank AS.
"Jadi tidak 100 persen yakin ini adalah pembersihan."
Manoj Kewalramani, seorang ahli China di Takshashila Institution di Bengaluru di India, mengatakan kepada AFP bahwa Qin mempertahankan peran Dewan Negara "bisa menjadi produk dari kedekatannya dengan Xi Jinping".
"Itu juga bisa menjadi tanda bahwa ini bukan produk ketidaksenangan dengan pekerjaannya atau pelanggaran disiplin, melainkan masalah kesehatan yang mencegahnya menjalankan peran (menteri luar negeri) yang intens," katanya.
Richard McGregor dari Lowy Institute tweeted bahwa kurangnya informasi seputar hilangnya Qin adalah "contoh tidak transparan dari ketidakjelasan politik elite China".
Pengaturan Sementara?
Banyak tugas Qin selama sebulan terakhir telah diambil alih oleh Wang, diplomat top China yang memimpin kebijakan luar negeri Partai Komunis yang berkuasa dan mengungguli Qin dalam hierarki pemerintahan.
Qin baru mengambil alih dari Wang sebagai menteri luar negeri pada Desember tahun lalu.
"Daripada mendatangkan orang baru, kamu punya Wang Yi," kata Kewalramani. "Jadi, Anda memiliki seseorang yang berpengalaman... dan dapat melanjutkan setidaknya dalam waktu dekat dalam peran itu."
Thomas mencatat bahwa, karena Wang sekarang memiliki dua pekerjaan, situasinya "bisa menjadi pengaturan sementara".
"Wang Yi adalah seorang veteran diplomasi China, dan dia sangat dipercaya oleh seluruh negara," cuit Hu Xijin, seorang komentator terkemuka di tabloid negara Global Times.
Pencopotan Qin dan pengangkatan Wang menjadi tren di platform media sosial Weibo pada Selasa malam.
Ketidakhadiran Qin selama sebulan terakhir telah meninggalkan kekosongan di puncak kementerian luar negeri China.
Kunjungan ke Beijing oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell tiba-tiba dibatalkan bulan ini. Dan Bloomberg melaporkan pada hari Jumat bahwa kunjungan Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, juga ditunda karena situasi Qin.
“Seluruh situasi membuat Kementerian Luar Negeri China dan upaya diplomatik Beijing terlihat lebih lemah daripada yang diinginkan Beijing,” kata Rudolf dari Yale.
Berasal dari kota timur laut Tianjin, Qin sering bergaul dengan Xi dalam peran sebelumnya sebagai kepala departemen protokol kementerian luar negeri.
Promosinya atas kandidat yang lebih berpengalaman, pertama menjadi duta besar AS dan kemudian diplomat nomor dua China, dikaitkan dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh Xi secara langsung.
"Kebangkitan Qin Gang yang cepat mungkin telah menimbulkan kebencian di antara para petinggi Kementerian Luar Negeri China," kata Rudolf.
Seorang pembicara bahasa Inggris yang fasih, Qin hadir di Washington melalui penampilan publik dan media di mana dia membela posisi geopolitik China.
Dia juga sebelumnya menjabat sebagai juru bicara kementerian luar negeri China, di mana dia mendapatkan reputasi atas tanggapan pedas terhadap pertanyaan sulit dari wartawan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...