Menteri Susi Bertukar Pikiran dengan Pendeta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti rupanya sedang bertukar pikiran dengan salah seorang pendeta asal Indonesia yang pernah bertugas di Gensan Filipina. Pendeta yang tidak disebutkan namanya tersebut mengatakan bahwa 90 persen kapal di sana pakai bendera RI.
“Saya tanya jawab dengan pendeta Indonesia yang pernah tugas di Gensan, Filipina lima tahun dari 1988. (Dia) bilang 90 persen kapal di sana pakai bendera RI,” kata Susi dalam akun twitternya pada Selasa (17/3).
“Beliau bilang tidak mudah memberantas ilegal fishing karena ada tekanan dari luar dan dalam. Sebagai anak bangsa beliau mendukung saya, saya terharu.”
Dalam cuitannya, Menteri Susi mengatakan bahwa pendeta tersebut berharap agar gateway (jalur) perikanan langsung ke Amerika dari Bitung dan Sangir Talaud agar ikan-ikan Indonesia tidak harus lewat Filipina.
Baru-baru ini Menteri Susi sempat geram terhadap pernyataan wali kota General Santos City Ronnel Rivera yang mengatakan bahwa orang Indonesia tak memiliki kemampuan menjadi kapten kapal sehingga orang Indonesia masih membutuhkan orang Filipina sebagai kapten kapal.
Selain Rivera, kepala pemasaran dari perusahaan perikanan di General Santos yaitu San Andres Fishing Industry Dexter Tan yang mengatakan bahwa untuk menjadi kapten kapal harus memiliki pengalaman dan kemampuan khusus. Oleh karena itu pekerjaan tersebut tidak bisa diberikan kepada nelayan Indonesia karena alasan kemampuan dan pengalaman.
Seperti yang dilansir dari kompas.com, Susi mengatakan banyak kapal asal General Santos yang memperkerjakan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia bahkan ada yang sampai 15 tahun. Dalam kurun waktu tersebut para pemilik kapal tidak pernah memberdayakan ABK Indonesia. Padahal, kata Susi, berkembangnya kota General Santos karena 60 persen pasokan ikan dari Laut Sulawesi.
Bahkan saat ini karena kebijakan transshipment yang dilakukan Susi, sebagian besar industri pengolahan dan pengalengan ikan tuna di General Santos harus berhenti karena kehilangan pasokan ikan tuna.
Saking marahnya, Susi akhirnya tidak ingin ikan tuna asal Indonesia yang dibawa ke General Santos. “Yang penting ikan nggak boleh lari ke General Santos. Ikan Sulawesi ya diproses di Sulawesi,” kata dia di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jalan Ridwan Rais pada Jumat (13/3).
Editor : Eben Ezer Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...