Merkel Ajak Rakyat Jerman Praktikkan Iman Kristen Hadapi Pengungsi
Menurut dia, mengamalkan iman Kristen secara lebih sungguh-sungguh akan membantu orang-orang Kristen Jerman yang mengkhawatirkan ancaman Islamisasi.
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Kanselir Jerman, Angela Merkel mempertanyakan iman Kristen para pengeritiknya, ketika ia membela diri atas keputusannya untuk memperlonggar aturan imigrasi di Jerman selama beberapa minggu terakhir.
Kritiknya itu tampaknya ia tujukan kepada anggota-anggota senior dari partai Christian Social Union (CSU) yang berbasis di Bavaria, yang merupakan partai 'saudara' dari Partai Kristen Demokrat yang dipimpinnya. Mereka ini menilai bahwa masuknya secara besar-besaran pengungsi ke negeri mereka merupakan kesalahan politik yang membahayakan negara.
Di akhir pekan pertama sejak Jerman memperbolehkan pengungsi yang datang melalui Hongaria ke Austria masuk ke negeri itu, 20.000 orang tiba di Munich untuk mencari suaka. Sementara pada Sabtu lalu saja, lebih jauh 10.000 tiba dengan kereta api.
Banyak penduduk setempat menyambut hangat para pengungsi pertama ketika mereka tiba di stasiun kereta api Munich. Tetapi sekarang otoritas ibukota negara Bavaria itu mengatakan mereka yang menerobos melewati batas masih terus berdatangan.
Setidaknya 175.000 orang diperkirakan telah datang ke Hongaria dari Suriah sepanjang tahun ini.
Horst Seehofer, kepala CSU, mengatakan kepada majalah Jerman Der Spiegel bahwa keputusan untuk membuka perbatasan adalah sebuah kesalahan dan bahwa ia tidak melihat kemungkinan untuk mengembalikan mereka.
Anggota senior lain dari partainya menyatakan berbagai masalah: khawatir bahwa sebagian besar Muslim baru itu mungkin akan tersinggung dengan masuknya peminum ke kota selama Oktoberfest. Selain itu berkembang pula rasa khawatir akan terjadinya Islamisasi.
Dalam tangkisannya secara halus terhadap kritik itu, Merkel mengatakan bahwa alih-alih takut menerima pengungsi Muslim karena akan mengarah pada Islamisasi, warga Kristen Jerman seharusnya semakin meyakini dan mempraktikkan iman mereka.
"Rasa takut selalu menjadi penasihat yang buruk," kata Merkel sebagaimana dikutip oleh sebuah mingguan internasional Katolik, The Tablet, pada 14 September 2015. Jawaban itu ia kemukakan ketika ia ditanya di sebuah diskusi tentang masalah pengungsi dan bagaimana dia akan melindungi Eropa dan budaya Jerman dari Islamisasi. Menurut Merkel, mengamalkan iman Kristen secara lebih sungguh-sungguh akan membantu orang-orang Kristen Jerman yang khawatir tentang Islamisasi.
Pandangan Merkel ini sangat mengesankan tokoh-tokoh Kristen di Jerman dan di luar negeri. Kardinal Christoph Schönborn dari Wina segera menuliskan apa yang dikatakan oleh Merkel itu dalam kolom mingguannya di surat kabar Heute. Dia mengatakan: "Hari ini saya akan membiarkan Kanselir Jerman berkata-kata. Jawabannya untuk pertanyaan yang penuh kekhawatiran sangat berharga."
"Mari kita memiliki keberanian untuk menyatakan bahwa kita adalah orang Kristen dan tidak takut untuk masuk ke dalam dialog," kata Merkel dan mengingatkan bahwa 50 juta warga Jerman - 61 persen dari penduduk - adalah Kristen. Dalam kehidupan sehari-hari, kata dia, itu berarti "menjaga tradisi kita untuk pergi ke gereja dan memahami Alkitab", kata dia.
Menurut dia, orang Kristen Jerman hanya tahu sedikit tentang iman mereka. "Jika Anda meminta mereka untuk menuliskan sebuah esai tentang makna Pentakosta, Anda akan segera melihat bahwa pengetahuan masyarakat Kristen masih banyak yang harus ditingkatkan," tambahnya.
Wakil kanselir Jerman, Sigmar Gabriel, mengumumkan bahwa Jerman mengharapkan untuk menerima 1 juta pengungsi tahun ini, lebih tinggi 200.000 dari prediksi sebelumnya.
Editor : Eben E. Siadari
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...