Pengawas Perbatasan: Uni Eropa Didatangi Lebih dari Setengah Juta Migran
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari setengah juta pendatang menyeberangi perbatasan Uni Eropa sepanjang tahun ini, naik hampir dua kali lipat dari 280.000 pada tahun 2014.
"Lebih dari 500.000 pendatang tercatat di perbatasan Uni Eropa pada delapan bulan pertama tahun ini," kata pernyataan tertulis badan pengawas perbatasan Frontex pada hari Selasa (15/9).
"Meski demikian, banyak orang tecatat di perbatasan Hongaria dan Serbia juga terhitung saat tiba di Yunani dari Turki pada beberapa pekan sebelumnya," kata Frontex.
More than 500 000 migrants detected at EU external borders in first 8 months of 2015. http://t.co/YlUt4e7KY8 pic.twitter.com/B5gD99UrAa
— Frontex (@FrontexEU) September 15, 2015
Dengan demikian, Frontex memperkirakan banyak perhitungan ganda sehingga jumlah sebenarnya bisa jadi lebih rendah. Kepulauan di Yunani selatan menjadi tempat kedatangan dengan jumlah paling besar pada Agustus, dengan angka 88.000 orang, atau 11 kali lipat lebih banyak daripada bulan yang sama tahun lalu.
Pengungsi dari Suriah tercatat mencapai 75 persen kedatangan di Yunani dari Turki, kata Frontex. Direktur Eksekutif Frontex, Fabrice Leggeri, menegaskan bahwa pihaknya telah menawarkan kepada Yunani "sejumlah staf tambahan untuk membantu indentifikasi dan pendaftaran kedatangan baru di pulau Lesbos dan Kos".
Tambahan staf itu ditujukan untuk meringankan "tekanan perpindahan penduduk yang intens" di beberapa pulau Yunani.
Perdagangan Manusia
Frontex menambahkan bahwa "para imigran yang tiba di Turki menceritakan jaringan perdagangan manusia yang semakin agresif dan kejam".
Pedagang manusia itu "mengabaikan cuaca buruk dan memaksa pendatang masuk ke kapal karet berlebihan penumpang dengan tujuan memperoleh laba sebanyak-banyaknya".
"Sejak awal tahun ini, 106.000 imigran telah diselamatkan di jalur Mediterania Tengah menuju Italia, atau enam persen lebih sedikit dibandung periode yang sama tahun lalu," kata Frontex.
Di sisi lain, pemerintah Turki juga mengaku menyelamatkan 42.000 imigran dari kapal yang hampir tenggelam sejak awal tahun pada rute Laut Tengah timur. Rute di Laut Aegea dari Turki ke Yunani tersebut menjadi jalur paling sibuk bagi pengungsi yang ingin menyeberang ke Eropa.
Negara Uni Eropa masih bersengketa terkait cara menangani kedatangan pengungsi dalam jumlah sangat besar. (Ant/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Jaktim Luncurkan Sekolah Online Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur meluncurkan Sekolah Lansia Onl...