Milisi Kristen Minta Presiden Afteng Mundur
BANGUI, SATUHARAPAN.COM – Milisi antibalaka yang didominasi umat Kristen di Republik Afrika Tengah meminta Presiden Catherine Samba Panza mengundurkan diri dan meminta anggotanya keluar dari pemerintah transisi, kata salah satu kepala milisi kepada AFP, Senin (6/10).
Ultimatum 48 jam untuk sang presiden dikeluarkan setelah sebuah media melaporkan bahwa dana bantuan Angola sebesar 10 juta dolar AS (sekitar Rp 122,14 miliar) telah dicuri.
“Koordinator gerakan antibalaka menilai bahwa otoritas transisi tidak lagi meyakinkan dan meminta semua perwakilan dalam pemerintahan dan kabinet perdana menteri untuk mengundurkan diri,” kata Patrice Edouard Ngaissona, koordinator nasional, kepada AFP.
Republik Afrika Tengah, negara miskin bekas koloni Prancis, pecah akibat beberapa kudeta, kerusuhan dan kesalahan pengaturan sejak mendapat kemerdekaan.
“Gerakan antibalaka memberi waktu 48 jam (kepada Presiden Samba Panza) untuk mundur,” sang koordinator menambahkan tanpa memberi keterangan spesifik kapan batas waktu berakhir.
Presiden Samba Panza yang ditunjuk pada Januari membantah memindahkan dana Angola. Dia mendapat kesulitan membawa perdamaian ke negaranya serta mengobati luka yang terjadi akibat pertumpahan darah.
Artikel terkait konflik di Afrika Tengah dapat Anda baca di:
- Jutaan Orang Mengungsi karena Konflik Agama
- 30 Orang Meninggal Akibat Pertempuran antar Milisi di CAR
- Pemimpin Kristen dan Muslim Afrika Tengah Minta Milisi Letakkan Senjata
- Milisi Anti Balaka Dianggap Musuh Perdamaian Afrika Tengah
- Milisi Seleka Ancam Keselamatan Warga Sipil Afrika Tengah
- Kekerasan di Afrika Tengah, 70 Muslim Meninggal
- Presiden Baru Afrika Tengah: Mengatasi Kebencian Agama
- Warga Muslim Afrika Tengah Berlindung di Gereja
- Laporan: Muslim di Republik Afrika Tengah dalam Ancaman Bahaya Genosida
Hamas Bersiap Bebaskan Sandera Pertama Berdasarkan Kesepakat...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Hamas diperkirakan akan membebaskan sandera pertama berdasarkan kesepakat...