MIliter Israel Giring Perahu Perempuan ke Pelabuhan Ashdod
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Angkatan Laut Israel mengambil alih kendali perahu aktivis perempuan yang menuju ke Jalur Gaza melakukan protes terhadap blokade keamanan Israel melalui jalur pantai.
Perahu itu dikomandoi tanpa kekerasan atau perlawanan dari 13 aktivis di dalam perahu pada Rabu (5/10) malam, kata militer yang dilaporkan Israel Times.
Perahu dalam misi Women’s Boat to Gaza (WBG / Perahu Perempuan ke Gaza) itu dicegat sekitar 35 mil laut (65 kilometer) dari pantai Gaza, dan dibawa perlahan menuju pelabuhan Israel, Ashdod.
Di antara kelompok 13 perempuan itu adalah pemenang hadiah Nobel Perdamaian 1976, Mairead Maguire, yang berada di perahu layar Zaytouna-Oliva di Laut Mediterania, dan menuju Gaza.
"Sesuai dengan arahan pemerintah dan setelah menempuh semua saluran diplomatik, Angkatan Laut Israel mengarahkan perahu untuk mencegah pelanggaran blokade maritim yang sah," kata pernyataan militer Israel.
"Sesuai dengan hukum internasional, Angkatan Laut Israel menyarankan perahu itu berkali-kali untuk mengubah arah sebelum melakukan tindakan. Menyusul penolakan mereka Angkatan Laut mengunjungi dan mencari kapal di perairan internasional untuk mencegah pelanggaran atas blokade maritim sah dari Jalur Gaza. Kunjungan dan pencarian kapal itu berlangsung lancar," kata pernyataan itu.
WBG : SOS
Para aktivis memasang dalam website menyampaikan "pesan SOS" bagi orang-orang di perahu, dan menyebutkan mereka telah "diculik" oleh militer Israel, menurut lapotan Israel Times.
Website WBG itu menyebutkan mereka kehilangan kontak dengan perahu Zaytouna-Oliva dan dan menganggap diculik oleh Angkatan Laut Israel di perairan internasional. Di dalam perahu ada 13 perempuan termasuk peraih Nobel Perdamaian asal Irlandia Utara, Mairead Maguire, Fauziah Hasan, seorang dokter dari Malaysia, pensiunan kolonel militer Amerika Serikat.
Disebutkan oleh Times of Israel bahwa perahu itu tidak membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Israel mengatakan bahwa blokade maritim, darat dan laut atas Gaza ditujukan untuk mencegah Hamas menerima senjata dan perlengkapan yang dapat digunakan untuk tujuan militer.
Para pejabat PBB dan sejumlah negara telah menyerukan agar Israel mengakhiri blokade atas Gaza yang disebutkan sebagai hukuman kolektif dan tindakan ilegal terhadap hukum internasional.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...