Militer Kudeta Presiden Burkina Faso
BURKINA FASO, SATUHARAPAN.COM - Militer Burkina Faso mengumumkan pada hari Kamis (17/9) telah mencopot kekuasaan Presiden interim Michel Kafando dan membubarkan pemerintah. Militer juga merebut kekuasaan melalui sebuah kudeta kurang dari satu bulan sebelum pemilu yang dimaksudkan untuk memulihkan demokrasi di negara Afrika Barat tersebut.
Sebagaimana dilaporkan oleh Reuters, Burkina Faso telah jatuh ke dalam kekacauan pada hari Rabu (16/9) ketika elit Pengawal Republik - pilar rezim lama mantan Presiden Blaise Compaore - menahan Presiden Kafando, Perdana Menteri Yacouba Isaac Zida, dan dua menteri.
Pasukan pengawal presiden yang kuat telah berulang kali ikut campur dalam politik sejak Compaore digulingkan dalam pemberontakan rakyat pada Oktober tahun lalu.
"Pasukan patriotik, yang tergabung dalam Dewan Nasional untuk Demokrasi, memutuskan hari ini untuk mengakhiri rezim transisi yang menyimpang," kata pejabat militer di televisi negara RTB.
"Transisi telah semakin menjauhkan diri dari tujuan berdirinya demokrasi kita," katanya, menambahkan bahwa revisi undang-undang pemilu yang ditolak oleh pendukung Compaore untuk dijalankan pada 11 Oktober telah "menciptakan perpecahan dan frustrasi di antara masyarakat. "
Kudeta militer ini- yang telah membangkitkan kecaman dari PBB, pemerintah AS dan mantan penguasa kolonial Prancis - membatalkan harapan bagi kelancaran transisi di Burkina Faso, yang menjadi mercusuar bagi aspirasi demokratis di Afrika setelah demonstran menggulingkan Compaore.
Ratusan orang turun ke jalan dari Ouagadougou pada hari Rabu untuk memprotes penahanan Kafando dan perdana menteri.
Pada hari Kamis, tentara melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan lebih dari 100 orang yang berkumpul di pusat Independence Square untuk memprotes pengawal presiden, kata seorang saksi mata. (reuters).
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...