Mitigasi untuk Pencegahan Penyebaran Penyakit dari Satwa Liar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia, sebagai salah satu negara megabiodiversity di dunia dikaruniai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Salah satunya adalah keberadaan satwa liar.
Pada lain sisi, ada potensi penyebaran penyakit oleh satwa liar atau dikenal dengan istilah zoonosis.
“Lima kelompok hewan yang merupakan kelompok dominan pembawa penyakit adalah tikus, kelelewar, celurut, karnivora, dan primata,” kata Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Rahmadi di Jakarta pada Selasa (21/5).
Ia menjelaskan, merebaknya flu burung beberapa tahun lalu harus menjadi pelajaran untuk melakukan mitigasi supaya tidak terjadi outbreak yang lebih buruk lagi.
“Satwa liar yang secara alami dapat menyeberang lintas negara, maupun dibawa dan dimanfaatkan oleh manusia untuk tujuan tertentu, perlu menjadi fokus mitigasi antisipasi zoonosis,” katanya.
Cahyo mengatakan, beberapa waktu lalu masyarakat diramaikan dengan tersebarnya penyakit cacar monyet atau monkeypox, yang sudah keluar dari daerah aslinya di Afrika.
“Awal mula penyebaran monkeypox ditularkan oleh satwa liar antara lain tikus dan primata. Di Amerika, pada tahun 2003, monkeypox tertular dari anjing yang terinfeksi tikus afrika yang diimpor,” katanya.
Menurutnya, kegiatan memasukkan jenis-jenis satwa dari luar Indonesia untuk kepentingan apa pun, harus selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian.
“Dalam lima tahun ke depan LIPI bekerja sama dengan kementerian terkait, akan melakukan karakterisasi mikroba zoonosis dari prevalensi, distribusi, endemisitas dan etiologi, sehingga dapat tersedia data dan peta hotspot infeksi zoonosis di Indonesia,” katanya.(lipi.go.id)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...