Mochtar Pabottingi: Intoleransi Ditekan dengan Demokratisasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Profesor Doktor Mochtar Pabottingi menyatakan bahwa inteloransi yang terjadi di Indonesia dapat dikurangi dengan cara demokratisasi nyata, yaitu dengan menghilangkan dominasi kelompok dan golongan.
“Bagaimana demokratisasi yang berjalan dapat mengurangi intoleransi, yaitu dengan menghilangkan dominasi kelompok dan golongan?” kata Mochtar Pabottingi dalam talk show "Intoleransi dalam kehidupan Politik, Sebuah Realitas di Indonesia," Kamis (3/4) di Jakarta.
Sedangkan untuk menghilangkan dominasi kelompok tersebut diperlukan lima langkah pewujudannya.
Pertama yang harus dilakukan menurut Pabottingi adalah harus menanamkan kembali betapa luhur perjuangan maupun cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.
Yang kedua adalah pentingnya mengingatkan kesalahan-kesalahan besar apa saja yang telah dilakukan oleh Rezim Demokrasi Terpimpin dan Rezim Orde Baru menyangkut kebangsaan maupun demokrasi.
"Pencerahan politik atas kedua hal ini imperatif sifatnya, apalagi di musim kampanye dua pemilu ke depan ini di mana pembodohan politik tetap dilancarkan oleh para bablasan Orde Baru dan/atau unsur-unsur politik yang tidak memiliki ketercerahan politik," kata Pabottingi, mantan peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut Pabottingi, hal ketiga untuk menghilangkan dominasi kelompok atau golongan adalah menyadarkan bangsa Indonesia bahwa adalah mutlak menghindari determinasi atau persandaran pada segenap bentuk primordialisme dalam memilih pejabat-pejabat publik.
"Untuk memilih atau menunjuk pejabat-pejabat publik hanya ada dua kriterium yang dibutuhkan yaitu integritas dan kompetensi atau moralitas dan otoritas," kata dia.
Pabottingi menjelaskan hal keempat yaitu sangatlah penting adanya penekanan dan pemahaman bahwa komposisi umat atau komunitas di dalam setiap nasion atau bangsa yang benar adalah senantiasa beragam.
"Tiap nasion yang hendak ditegakkan di atas prinsip primordialisme dalam jenis atau apa pun akan doomed dan pasti bersifat zalim, dan karenanya akan hancur atau runtuh dengan sendirinya," jelas Pabottingi menambahkan bahwa hidup bersama di dalam keberagaman sudah menjadi tuntutan mutlak di zaman modern.
Upaya selanjutnya untuk menghilangkan dominasi kelompok demi berhasilnya proses demokrasi menurut Mochtar Pabottingi adalah harus terus menanamkan kesadaran bahwa di dalam kehidupan dan seluruh kegiatan bernegara sangatlah penting bagi semua warga untuk memisahkan urusan negara dan urusan agama.
"Tak kurang contoh di mana pencampur-adukan kedua ranah itu di dalam hidup bernegara telah mengancam dan menghancurkan negara-bangsa maupun umat-umat beragama di dalamnya," ungkap dia dalam acara yang digelar satuharapan.com.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...