Monako Sambut Lahirnya Bayi Kembar Kerajaan, Gabrielle dan Jacques

MONAKO, SATUHARAPAN.COM - Pangeran Albert II (56) dari Monako dan istrinya, Charlene Wittstock (36), menyambut kelahiran bayi kembar mereka Gabriella dan Jacques, kata pihak istana. Pangeran Jacques adalah pewaris takhta Monako.

Gabriella Therese Marie lahir kemarin, Rabu (10/12) pada pukul 17:04, disusul Jacques Honore Rainier dua menit kemudian, kata pihak kerajaan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa kedua bayi dan ibunya dalam “keadaan sehat”.

Putra pertama dari Putri Charlene tersebut akan menggantikan kakak Albert, Caroline (58), sebagai pewaris takhta kerajaan Monako. 

Bayi kembar itu lahir di Princess Grace Hospital di Monako.

Jenis kelamin si kembar selama ini dirahasiakan bahkan kepada ayahnya sendiri selama kehamilan Charlene.

Namun Albert – yang mendiang ibunya adalah bintang Hollywood Grace Kelly – sebelumnya mengatakan bahwa jika anak kembarnya adalah laki-laki dan perempuan, maka yang akan meneruskan takhtanya adalah putranya.

Pengumuman kelahiran bayi kerajaan ini juga diumumkan lewat akun Facebook, Palais Princier de Monaco - Prince's Palace of Monaco.

Pangeran Albert belum pernah menikah sebelumnya, tapi ia memiliki dua anak yang lahir di luar nikah pada 1992 dan 2003. Pangeran Albert mempersunting Charlene Wittstock, mantan perenang olimpiade asal Afrika Selatan, dan menjalani pemberkatan pernikahan tiga tahun lalu. 

Namun, si kembar yang dilahirkan Wittstock itulah yang akan menjadi pewaris pertama takhta kerajaan, karena hukum Monako menyatakan "suksesi berlaku, setelah kematian atau pengunduran diri, kepada keturunan yang sah dari pangeran sebelumnya."

Dan dalam hal ini, putra Albert, yaitu Jacques, yang akan menjadi pewaris pertama meskipun ia lahir setelah kakaknya.

Sementara Gabriella akan menjadi "anak kedua dalam garis suksesi", menurut keluarga kerajaan, Jacques "adalah Putra Mahkota" dan menerima gelar Marquis of Baux (di Provence). Adapun Putri Gabriella diberi nama Countess of Carlades (di Auvergne).(AFP/Ant/cnn)

Editor : Eben Ezer Siadari