Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 11:01 WIB | Jumat, 19 Juli 2013

Monsanto Tarik Tanaman Rekayasa Genetik di Uni Eropa

Demonstrasi menolak produk hasil tanaman rekayasa geneti dan Monsanto. (Foto: dari dw.de)

UNI EROPA, SATUHARAPAN.COM – Perusahaan benih yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Monsanto, menyatakan akan menarik semua permintaan baru untuk tanaman hasil rekayasa genetika di Uni Eropa. Langkah ini mencerminkan frustrasi akibat penolakan terhadap produk hasil modifikasi genetik (genetical modified organism / GMO) oleh penduduk di Eropa.

Semua permintaan  jenis tanaman hasil rekayasa genetika (GM) yang diajukan untuk Uni Eropa akan dihentikan dalam beberapa bulan ke depan, kata Presiden dan Managing Director Monsanto untuk Eropa, Jose Manuel Madero, kepada kantor berita Inggris Reuters, Rabu (17/7) yang dikutip dw.de.

Penarikan itu akan mempengaruhi permintaan untuk penanaman jagung rekayasa genetika, kedele dan gula bit, kata Madero.

Langkah Monsanto itu dipicu oleh kurangnya prospek komersial untuk budi daya tanaman GMO (organisme hasil rekayasa genetika) di Uni Eropa yang merupakan blok dengan anggota  28 negara. Monsanto, sebagai perusahaan yang berbasis di AS itu akan kembali fokus pada bisnis benih konvensional di Eropa, kata  Madero menambahkan.

Namun demikian, disebutkan bahwa keputusan itu tidak berarti  perusahaan akan menarik permintaan jagung MON810 yang disebutkan tahan serangga. Jagung jenis ini adalah satu-satunya tanaman rekayasa genetik yang saat ini sedang dibudidayakan secara komersial di Uni Eropa. Namun, sejumlah negara, termasuk Prancis, Jerman dan Polandia, telah memberlakukan larangan secara nasional. Hal itu mencerminkan penolakan publik yang kuat atas tanaman transgenik.

Seorang juru bicara Komisi Uni Eropa telah mengkonfirmasi bahwa Monsanto telah memberitahu pihak berwenang dalam eksekutif Uni Eropa tentang rencana tersebut.

Pekan lalu, di Italia ada penolakan klaim studi ilmiah tentang benih MON810, dan diduga dapat membahayakan keanekaragaman hayati, serta menjadi ancaman bagi organisme akuatik. Petani Italia mendukung larangan tersebut, dan sebuah jajak pendapat pada bulan Juni menunjukkan bahwa 76 persen orang Italia menentang tanaman rekayasa genetika. (dw.de)

 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home