Morsi: Musuh Mengancam Lumpuhkan Negara
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Presiden Mesir Mohammed Morsi mengatakan bahwa saat ini terjadi polarisasi politik negara yang mengancam demokrasi dan bisa menjerumuskan bangsa Mesir ke dalam kekacauan.
Dalam pidato kepada rakyat di Kairo pada Rabu (26/6), ia mengakui bahwa ia membuat kesalahan, tetapi dia juga menyalahkan "musuh Mesir" yang merusak sistem demokrasi yang bermunculan sejak pemberontakan tahun 2011.
"Polarisasi politik dan konflik telah mencapai tahap yang mengancam perjalanan demokrasi yang baru lahir dan mengancam keutuhan bangsa dalam kelumpuhan dan kekacauan," kata Morsi.
Beberapa jam sebelum pidatonya, bentrokan antara pendukung dan penentang Morsi menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai sekitar 230 orang di kota Mansoura, utara Kairo di mana pendukung Islam bentrok dengan lawan-lawan mereka.
Sebelumnya masih di hari yang sama, militer Mesir mulai berjaga-jaga di kota-kota Mesir menjelang rencana protes 30 Juni, menandai satu tahun pemerintahan Morsi.
"Hari ini, saya menyampaikan hasil satu tahun pemeribntahan saya, dengan penuh transparansi, juga dengan rencana ke depan. Beberapa hal telah dicapai dan yang lain belum," kata Morsi, tanpa menjelaskan lebih lanjut. "Saya telah membuat kesalahan pada sejumlah isu." Kata Morsi dalam pidatonya.
Morsi meminta maaf atas krisis bahan bakar yang menyebabkan antrean panjang di SPBU dan telah meningkatkan frustrasi dan kemarahan pada pemerintah. Dia juga meminta maaf kepada generasi muda bangsa karena tidak cukup berbuat untuk melibatkan mereka dalam sistem politik baru yang dipimpinnya.
Sementara ribuan demonstran anti-Morsi berkumpul di Kairo Tahrir Square, melihat pidatonya. Mereka adalah demonstran yang memainkan peran kunci dalam revolusi 2011.
Mereka yang akan melancarkan protes Minggu depan -menyambut ulang tahun pelantikan Morsi- mengatakan ia harus turun karena ia telah menyalahgunakan kewenangan, memberikan monopoli pengambilan keputusan pada Ikhwanul Muslimin, pada sekutu Islam, serta telah digerogoti peradilan.
Editor : Sabar Subekti
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...