Muchtar Pakpahan: Muhaimin Iskandar, Menteri Yang Paling Rendah Komitmen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Muchtar Pakpahan yang aktif dalam gerakan buruh sejak 1978 ini menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang paling rendah komitmennya dalam hal ketenagakerjaan dan perburuhan. Hal ini disampaikan Muchtar Pakpahan dalam Seminar Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) Manfaat dan Inkonsistensi Birokrat di Gallery Café Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada Rabu (29/1).
Saya jujur saja, saya terbuka, Menteri yang paling rendah komitmennya mengenai ketenagakerjaan adalah Muhaimin Iskandar ini. Sering kita catat, saat-saat ada yang penting untuk ketenagakerjaan dia malah ngurus PKB.
Lanjutnya,Komitmennya ber-PKB tidak kita salahkan. Itu pilihannya. Tingginya komitmennya sampai berselisih dengan pamannya kandung. Lalu memecat tantenya kandung. Itu soal komitmen juga. Tetapi ber-Menteri Tenaga Kerja tidak ada, lemah komitmennya. Saya tidak menyalahkan Muhaimin. Siapa pun kalau diangkat Menteri senang-senang aja kan? Yang salah yang mengangkatnya.
Di Indonesia, TKI disebut Pemerintah sebagai pahlawan devisa sementara kondisinya mengenaskan dan Muhaimin Iskandar rendah komitmennya dalam menyelesaikan persoalan ketenagakerjaan dan perburuhan. Ketika TKI pulang ke Indonesia, mereka justru disambut dengan hina.
Bahkan masih banyak dulu, gak tahu sekarang, banyak TKI kita begitu pulang di airport pun diperkosa. Kadang-kadang yang memperkosa polisi juga. Itu peristiwa sampai awal tahun 2000-an. Sekarang mungkin tidak begitu.
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) juga membuat ketentuan penjemputan TKI dengan mobil yang disediakan BNP2TKI. Keberadaan mobil itu disebut Muchtar Pakpahan berbau bisnis.
Ketua Umum Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) ini menyebutkan fakta TKI perempuan yang pulang ke Indonesia dan sedang ditunggu suaminya di bandara dipaksa harus naik mobil yang disediakan BNP2TKI dengan alasan ketentuan penjemputan.
Apakah memang semua wajib harus naik? tanya Muchtar Pakpahan. Muchtar Pakpahan menceritakan bahwa kejadian itu membuat TKI perempuan itu menangis.
Muchtar Pakpahan mengatakan bahwa TKI perempuan itu justru lebih aman ketika suami atau keluarganya menjemput, daripada bersama BNP2TKI. Belum lagi kalau mobilnya BNP2TKI dari catatan-catatan yang kita dapat dibelok-belokin di pinggir jalan. Untuk kemudian TKI itu diperas.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...