MUI Nyatakan Gafatar Sesat, Ulil: Fatwa untuk ISIS Mana?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pendiri Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla, mempertanyakan langkah cepat Majelis Ulama Indonesia dalam mengeluarkan fatwa sesat untuk organisasi Gerakan Fajar Nusantara.
Ulil mengaku heran melihat MUI yang lebih memilih mengeluarkan fatwa sesat kepada kelompok Gafatar daripada kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State Iraq and Syria/ISIS). Padahal, menurut dia, ISIS sudah membahayakan negara dan agama.
“Kenapa MUI cepat menanggapi Gafatar, sementara tak ada fatwa untuk ISIS yang sudah jelas membahayakan negara dan agama,” kata Ulil saat dihubungi satuharapan.com, dari Jakarta, hari Rabu (3/2).
Ulil juga mengingatkan MUI agar tidak mengganggu hak eks anggota Gafatar sebagai warga negara. Sebab, bersamaan dengan fatwa sesat kepada Gafatar, MUI menyatakan bahwa pengikut Gafatar telah keluar dari agama Islam (murtad).
“MUI silakan saja mengeluarkan fatwa sesat kepada pengikut Gafatar. Tetapi sebagai warga negara, mereka tidak boleh diganggu,” kata Ulil.
Sebelumnya, MUI mengeluarkan fatwa sesat bagi organiasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Menurut MUI, Gafatar terbukti melakukan sinkretisme tiga agama, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi. (Baca: Fatwa MUI: Gafatar Sesat, Pengikutnya Murtad)
MUI juga menyatakan, pengikut Gafatar telah keluar dari agama Islam (murtad). "Bagi yang meyakini paham dan ajaran keagamaan Gafatar adalah murtad, wajib bertaubat dan segera kembali kepada ajaran Islam," kata Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin, dalam jumpa persnya di Jakarta, hari Rabu (3/2).
Menurut Ma’ruf, fatwa MUI tersebut telah melalui tahap kajian yang cukup lama dan menyeluruh. MUI melihat Gafatar merupakan metamorfosis dari aliran agama bentukan Ahmad Mussadeq, yaitu dari Al qiyadah Al islamiyah menjadi Komunitas Millah Abraham (Komar).
Ma'ruf menambahkan, Ahmad Mussadeq merupakan figur penting dalam Gafatar, yaitu sebagai guru spiritual anggota organisasi. Dimana, pada tahun 2007, Al qiyadah Al islamiyah telah difatwa sesat lantaran mengaku sebagai nabi setelah Muhammad SAW.
Editor : Eben E. Siadari
Berjaya di Kota Jakarta Pusat, Paduan Suara SDK 1 PENABUR Be...
Jakarta, Satuharapan.com, Gedung Pusat Pelatihan Seni Budaya Muhammad Mashabi Jakarta Pusat menjadi ...