Mujahidin Poso, Ancaman ISIS di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Novriantoni Kahar mengatakan sejauh ini kawasan Republik Indonesia masih aman dari serangan Islamic State Iraq and Syria atau ISIS. Namun, menurut dia, hal tersebut bisa berubah 180 derajat bila kelompok Mujahidin pimpinan Santoso yang berada di Poso, bisa menguasai kawasan Indonesia bagian Timur.
“Sejauh ini Indonesia masih aman dari ISIS, tapi hal tersebut bisa berubah bila kelompok Mujahidin yang dipimpin Santoso di Poso sukses mengusai kawasan Indonesia timur,” kata dia kepada satuharapan.com, di Jakarta, Jumat (20/3).
Menurut dia, sejak jaman adanya organisasi paramiliter fundamentalis Islam Sunni Al Qaeda, kelompok Mujahidin sudah menjadikan Poso sebagai kawasan Qoidah Aminah atau wilayah yang aman bagi mereka. Dengan begitu, aparat keamanan Indonesia nantinya akan sulit untuk kembali wilayah tersebut, bahkan bisa menimbulkan korban jiwa bila dipaksakan.
“Bulan lalu, ada operasi besar-besaran tentara mengejar pemipimpin kelompok tersebut, Santoso, tujuannya untuk melemahkan dukungan dan logistik mereka, namuna Santos dan teman-temannya berhasil melarikan diri,” tutur dia.
Sebelumnya, sejumlah media melaporkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Letnan Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan ISIS menyusun strategi dan bergerak dari Poso, Sulawesi Tengah.
“Jaringan teroris yang ada di sana telah menyatakan bergabung dengan ISIS,” kata dia setelah memantau simulasi penanggulangan terorisme di markas Batalion Infanteri 700 Rider, Kodam VII Wirabuana, Rabu (18/3).
Saud mengatakan jaringan teroris di bawah pimpinan Santoso di Poso masih terus mencari bibit-bibit baru. Salah satu target penyebaran jaringan yang baru adalah Sulawesi Barat.
Bekas Kepala Detasemen Khusus 88 Mabes Polri itu menduga Santoso, pemimpin mujahidin Indonesia bagian timur, telah menyisir wilayah Sulawesi Barat. Tapi dia menolak menyebutkan daerah yang menjadi basis penyebaran paham ISIS. “Sebelumnya, jaringan ini kerap beroperasi di Sulawesi Selatan,” ujar Saud.
Menurut dia, jaringan Santoso terus beroperasi di tiga daerah di Poso, yakni wilayah pesisir, Kota Poso, dan daerah bagian selatan. Saud menuturkan, polisi dibantu tentara akan terus bersiaga di daerah itu untuk mengantisipasi setiap ancaman yang ditebar kepada masyarakat.
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...