Mumpung Mereka Masih Ada
SATUHARAPAN.COM – Ketika saya hendak kos, teman saya yang sudah tahunan kos menasihati agar tidak lupa menelepon orang tua saya yang lansia, setidaknya sekali seminggu, agar mereka tidak merasakan keterpisahan itu. Padahal saya tidak kos di luar kota. ”Mumpung mereka masih ada. Kalau sudah tidak ada, percuma deh kita berusaha mengasihi mereka karena mereka tidak bisa merasakannya lagi,” tambahnya.
Para lansia, bukan hanya orang tua kita, akan selalu ada di sekitar kita. Menurut Kompas.com tiap tahun jumlah lansia di Indonesia bertambah sekitar 450 ribu orang. Pada 2011 jumlah mereka sekitar 24 juta, hampir 10% dari jumlah penduduk. Di Jakarta sendiri tercatat ada sekitar 715 ribu lansia. Beberapa tahun mendatang jumlah mereka akan membengkak. Kenyataan ini seharusnya menjadi perhatian kita.
Para lansia senang ditemani karena mereka sadar tak sekuat dahulu lagi untuk melakukan kegiatan atau melindungi dirinya sendiri. Mereka butuh teman, bantuan, dan perhatian. Meskipun ada lansia yang masih aktif dalam kegitan agama dan masyarakat, lebih banyak yang tidak produktif, bahkan terlantar dan tidak sehat. Padahal mereka tentu masih ingin bersuka cita menikmati hidup. Sayangnya, perhatian pemerintah kepada mereka masih rendah. Banyak sarana umum belum maksimal dalam melayani kebutuhan mereka.
Para lansia dalam masyarakat adalah ”orang tua” kita juga. Bersikap menghormati dan menolong mereka, bahkan hanya dengan tersenyum kepada mereka saja akan membuat hati mereka terhibur dan mengukir tawa di wajah mereka.
Mumpung mereka masih ada, marilah kita peduli!
editor: ymindrasmoro
email: inspirasi@satuharapan.com
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...