Nanas, Buah Multiguna Simbol Status
SATUHARAPAN.COM – Nanas, nenas, atau ananas, termasuk buah meja yang tersedia sepanjang tahun, tanpa kenal musim. Di sudut-sudut perumahan di kota-kota besar, kini mudah ditemukan penjual nanas madu, dalam bentuk sudah dikupas, siap santap.
Penjelajah Italia, Christopher Colombus, seperti dapat dibaca di buku Fruits of South-East Asia, Facts and Folklore karya Jacqueline M Piper (1989), berjasa besar memperkenalkan nanas ke Eropa. Tumbuhan yang termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae), dan memiliki nama ilmiah Ananas comosus (L.) Merr., adalah tumbuhan tropis yang berasal dari Brasil, Bolivia, dan Paraguay.
Nama 'nanas' berasal dari sebutan masyarakat Indian Guarani-Tupi untuk buah ini, anana, yang bermakna "buah yang sangat baik". Dalam bahasa Inggris, buah ini disebut pineapple karena bentuknya seperti pohon pinus.
Begitu diintroduksi ke Eropa, dan dibudidayakan, nanas kemudian dikenal sebagai buah meja simbol keramahan tuan rumah saat menjamu tamu, dan juga menjadi simbol status tuan rumah.
Di Asia Tenggara, Malaysia dan Thailand dikenal sebagai penghasil utama nanas. Malaysia mengekspor nanas dalam kemasan kaleng. Di Indonesia, daerah penanaman nanas utama dan beberapa pabrik pengolahan nanas terdapat di Provinsi Lampung.
Nanas yang juga memiliki nama ilmiah sinonim Ananas sativa, menurut wikipedia.org, adalah tumbuhan rendah, herba (menahun), dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset, mengelilingi batang yang tebal.
Buah nanas sebagaimana kita kenal, bukanlah buah sejati. Nanas yang kita kenal adalah gabungan buah-buah sejati, yang bekasnya terlihat dari setiap 'sisik' pada kulit buahnya, yang dalam perkembangannya tergabung, atau bersama-sama dengan tongkol (spadix) bunga majemuk—menjadi satu ”buah” besar.
Nanas yang dibudidayakan, menurut wikipedia.org, kehilangan kemampuan memperbanyak secara seksual, namun mengembangkan tanaman muda, yakni bagian “mahkota” buah, yang merupakan sarana perbanyakan secara vegetatif.
Manfaat dan Khasiat Obat
Nanas dikenal kaya manfaat. Daunnya, sejak lama dimanfaatkan menjadi berbagai produk. Jacqueline Piper dalam bukunya menyebutkan serat nanas yang kuat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat jas hujan di Sulawesi pada abad ke-17.
Di Filipina, serat nanas dipintal untuk dijadikan bahan busana pina, busana nasional Filipina Barong yang terkenal dengan sulamannya yang indah untuk pria. Berbeda dengan di Indonesia atau Malaysia, nanas yang diambil seratnya tidak diberi kesempatan untuk berbuah. Calon buah langsung dihilangkan sesudah nanas berbunga agar pertumbuhan daun optimal.
Selain menjadi komoditi ekspor dalam bentuk kaleng, sebagian masyarakat Malaysia memanfaatkan cairan nanas untuk mencuci keris dan senjata tajam lain.
Buah nanas dikonsumsi baik sebagai buah segar ataupun dalam bentuk jus nanas, dan mewarnai aneka masakan di berbagai belahan dunia, mulai dari salad buah, pizza, pelengkap daging panggang, hamburger, hingga aneka makanan atau minuman penutup. Cairan nanas dimanfaatkan sebagai merendam dan melunakkan daging sebelum diolah. Nanas juga termasuk bahan favorit dalam industri selai, campuran yogurt, permen, dan es krim.
Di Thailand, nanas menjadi salah satu buah meja yang dimanfaatkan dalam seni ukir buah, bersama semangka, dan menjadi hiasan penting untuk meja jamuan makan.
Secara tradisional nanas dikenal sebagai buah berkhasiat obat. Nanas dianggap meningkatkan pencernaan dan mengurangi jerawat.
Penelitian Krisdiyanti Allyfas, Ocky Dwi Suprobowati, dan Djoko SSBU di Laboratorium Parasitologi Jurusan AbalismKesehatan, Politeknik Kesehatan kemenkes Surabaya, pada 2012, yang dimuat di Analis Kesehatan Sain Vol 01 No 02, 2012 (analis.poltekkesdepkes-sby.ac.id), menyimpulkan ekstrak buah nanas adalah larvasida nyamuk Aedes aegypti yang ramah lingkungan. Penelitian mereka menyebutkan pengaruh pemberian ekstrak buah nanas terhadap kematian larva Aedes aegypti dengan konsentrasi optimum ekstrak buah nanas 10 ppm.
Nanas mengandung bromelin, enzim protease. Pada 2013, seperti dikutip dari Antara, penelitian Debie Dahlia dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, mengembuskan angin segar bagi penderita diabetes mellitus. Pemberian bromelin topikal dari buah nanas memiliki efek penyembuhan pada tikus dengan perlukaan diabetes mellitus (DM).
Pernyataan Dahlia itu hasil penelitian pertama di Indonesia, yang berhasil mengantarkannya menjadi doktor ke-10 yang lulus dari program Doktoral FIK UI dengan indeks prestasi kumulatif 3,71, melalui disertasi berjudul “Efektivitas Bromelain Topikal pada Penyembuhan Luka Tikus Diabetikum Tinjauan Khusus terhadap Ekspresi MMP-9, TIMP-1, TGF pada Fase Inflamasi, Proliferasi dan Maturasi”.
Bromelin, menurut Dahlia, adalah enzim protease dari tanaman nanas yang telah dibuktikan baik in vitro dan in vivo efektif sebagai anti inflamasi dan imunomodulator.
Bukan hanya buah dan daun, limbah nanas pun ternyata memiliki manfaat. Melalui penelitiannya, Siti Nur Lathifah mengolah bonggol buah, yang selama ini hanya dibuang, menjadi penganan nata de phina. Lathifah, seperti dikutip dari repository.upi.edu, mengolah bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen ekstrak kacang hijau.
Editor : Sotyati
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...