NATO: Serangan Balasan Ukraina Rebut Kembali Wilayah dari Pendudukan Rusia
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM-Ukraina membuat kemajuan dengan serangan balasan yang dimulai pada bulan Juni untuk merebut kembali wilayah yang direbut oleh Rusia, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pada hari Kamis (7/9), meskipun serangan tersebut berjalan lambat karena benteng dan ladang ranjau Rusia.
“Ukraina secara bertahap mendapatkan kekuatan…Mereka telah mampu menembus garis pertahanan pasukan Rusia, dan mereka bergerak maju,” kata Stoltenberg kepada anggota parlemen dalam sambutannya di Parlemen Eropa.
Sejak melancarkan serangannya, Kiev telah berjuang untuk menerobos garis pertahanan Rusia yang sudah mengakar dan menghadapi kritik yang semakin besar di media Barat karena memusatkan kekuatan di tempat yang salah.
Namun, dengan sumber daya militer Moskow yang melimpah dan perbedaan pendapat, kedua belah pihak telah mengukur keberhasilan baru-baru ini dengan mengambil kendali atas desa-desa kecil atau sebidang tanah kecil.
Stoltenberg mengatakan serangan tersebut diperkirakan akan berjalan lambat. “Tidak ada yang pernah mengatakan bahwa ini akan mudah,” katanya.
“Hampir dalam semua sejarah kita melihat lebih banyak ranjau di medan perang dibandingkan yang kita lihat di Ukraina saat ini. Jadi jelas bahwa ini akan menjadi sangat sulit.”
Para pejabat Ukraina mengatakan dalam sepekan terakhir bahwa pasukan mereka telah berhasil melewati garis pertahanan pertama Rusia, namun kini menghadapi garis pertahanan lebih lanjut di wilayah di mana Moskow sempat membangun benteng dan ladang ranjau.
“Mereka membuat kemajuan. Mungkin tidak sebanyak yang kami harapkan tetapi kemajuannya perlahan-lahan,” kata ketua NATO. “Beberapa ratus meter per hari, artinya ketika Ukraina menguasai wilayah, Rusia pun kehilangan wilayah.”
Memuji pasukan Ukraina atas pencapaian mereka di medan perang, ia menambahkan: “Titik awalnya adalah bahwa tentara Rusia dulunya adalah yang terkuat kedua di dunia. Dan kini tentara Rusia menjadi yang terkuat kedua di Ukraina. Hal ini cukup mengesankan bagi orang Ukraina.” (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...