NEA Ramal Asap Masih akan Terus Selimuti Singapura
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA, National Environnemental Agency) menyatakan kondisi dan kualitas udara berangsur-angsur membaik, namun jarak pandang karena asap masih akan terus melanda Singapura.
NEA seperti dikutip channelnewsasia.com, hari Sabtu (26/9) menyebut asap memang berangsur-angsur berkurang, walau belum 100 persen hilang dari wilayah Singapura. Asap yang menyelimuti Singapura perlahan-lahan hilang karena ada perubahan pada tiupan angin dari arah tenggara.
Mutu udara lokal hari ini semakin baik. Kondisi kabur tidak begitu tebal. Sejak 3 pagi tadi, bacaan PSI (Indeks Polusi Udara) dalam hitungan 24 jam berada dalam kondisi sehat.
Bahkan bacaan PSI dalam hitungan 3 jam menyebut kualitas udara Singapura berada dalam ambang batas normal.
Banyak orang mengambil keuntungan dari kondisi cuaca lebih cerah hari ini dengan melakukan rekreasi di luar rumah.
Kecaman Singapura Terhadap Indonesia
Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam, mengecam sejumlah pejabat senior di pemerintahan Indonesia sehubungan dengan komentar-komentar mereka yang sinis tentang asap yang kini telah menutupi langit negara itu sampai hari Jumat (25/9) mereka memutuskan meliburkan aktivitas Belajar Mengajar.
Shanmugam terutama kecewa atas pernyataan-pernyataan yang menyepelekan dampak asap itu terhadap negara tetangga, yang menurut dia, sangat mengejutkan dan disampaikan tanpa rasa malu kepada rakyat Singapura mau pun rakyat Indonesia.
Singapura hari ini meliburkan Sekolah Dasar dan Menengah karena Pollutan Standar Index (PSI) atau indeks standar pencemaran udara telah mencapai angka tertinggi tahun ini yaitu 341 pada pukul 05:00 waktu Singapura, menurut Badan Lingkungan Nasional. Itu berarti sudah melewati ambang batas 300, yang diklasifikasikan "berbahaya."
Menuliskan pendapatnya di akun Facebooknya pada hari Kamis (24/9), Shanmugam mengatakan di satu sisi pemerintah Indonesia mengatakan bahwa sedang mengambil langkah untuk menangani situasi. Namun, "pada saat yang sama, kami mendengar beberapa pernyataan yang mengejutkan dari pihak berwenang di sana."
Menurut Shanmugam, yang juga Menteri Hukum Singapura, pernyataan ini dibuat "di tingkat senior pemerintah Indonesia, dengan mengabaikan sama sekali keberadaan rakyat kami dan juga rakyat mereka sendiri." Ia mengatakan PSI di beberapa wilayah Indonesia sudah berada pada hampir level 2.000. (channelnewsasia.com)
Editor : Bayu Probo
Warga Batuah Serahkan Seekor Trenggiling ke BKSDA
SAMPIT, SATUHARAPAN.COM- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Sampit Kabupaten Kotawaring...